MAKALAH
”BAHAYANYA PENYAKIT MENULAR PADA
MANUSIA”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
ucapkan kehadirat allah yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya , sehingga
penulis dapat membuat makalah yang berjudul ”BAHAYANYA PENYAKIT MENULAR PADA
MANUSIA” dengan sebaik-baiknya.
Makalah yang berjudul
”BAHAYANYA PENYAKIT MENULAR PADA MANUSIA” bertujuan untuk memenuhi tugas kegiatan
Palang Merah Remaja (PMR).
Pada kali ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada.
1.
Bapak Dwi Wahyu Hadi
Santosa, selaku kepalsa SMA Negeri 1 Srengat yang telah menyediakan sarana
prasarana
2.
Bapak Subandri
selaku pembimbing ekstra Palang Merah Remaja (PMR) yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan makalah ini.
3.
Kedua orang tua yang
telah mendoakan dengan tulus
4. Teman-teman
yang telah meberikan dukungan
Selain itu penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurnauntuk itu,kritik
saran membangun penulis tunggu dan akan penulis gunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki makalah ini. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada
pembaca yang berkenaan member kritik dan saran terhadap isi makalah ini.
Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada perkembangan ilmu
pengetahuan pada kususnya.
Blitar,
15 Oktober 2014
Penulis
Adi
Tri Atmaja
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………..………………i
KATA
PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................................iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Penelitian ....................................................................1
1.2 Identifikasi
dan Perumusan Masalah ...................................................2
1.3 Tujuan
Penelitian .................................................................................2
1.4 Manfaat
Penelitian ...............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian
Penyakit Menular……………………………..…………..4
2.2 Macam
Penyakit………………………………………………………6
2.3 Faktor Penyebab
Penyakit Menular…………………………………13
2.4 Mekanisme
Penyakit Menular………………………………………15
2.5 Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Menular……………….17
2.6 Program
Pemerintah dalam Penanggulangan Penyebaran Penyakit
.23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….25
3.2 Saran……………………………………………………………...…25
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular dari satu orang ke orang
yang lain. Penularan dari penyakit ini biasanya terjadi bila terjadi kontak
antara orang yang sakit dengan orang lain. Bisa juga terjadi secara langsung
maupun melalui perantara. Biasanya sifat dari penyakit menular adalah akut,
berdurasi pendek, dan biasanya disebabkan oleh patogen.
Penyakit menular disebabkan tubuh yang terjangkit kuman dan kuman tersebut bisa
berupa virus, jamur, bakteri, maupun amuba.Sedangkan cara penularannya ada
beberapa cara. Penularannya bisa berasal dari manusia, hewan sakit, maupun dari
benda mati yang mengandung bibit penyakit seperti alat makan dan minuman,
suntikan dan juga bisa lewat transfusi darah.
Dewasa ini, perhatian terhadap penyakit menular makin hari makin meningkat,
karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya yang terjadi pada masyarakat.
Namun dengan adanya perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia
kemudian menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit
menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit menular dilatarbelakangi kecenderungan
semakin meningkatnya prevalensi penyakit menular dalam masyarakat, khususnya
masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia yang menderita
penyakit ini, disebabkan karena pola makan dan pola hidup yang tidak sesuai.
Dan sebagian pula terdapat sebagian dari mereka yang sudah menyadari bahwa
dirinya sudah positif terkena penyakit menular, namun kebanyakan dari mereka
enggan untuk mengobati dan mengatasi penyakit mereka dari awal. Namun bagi
kalangan masyarakat Indonesia dengan ekonomi rendah, banyak yang kurang bahkan
tidak mengetahui tentang macam-macam penyakit menular baik dari segi
pencegahan, gejala, maupun cara penanganan dan penaggulangannya. Diharapkan
pembuatan makalah ini dapat membantu dan dijadikan sebagai pengetahuan bagi
para pembaca. Atas dasar inilah karya ilmiah ini
memilih judul”BAHAYANYA PENYAKIT MENULAR PADA MANUSIA” .
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit menular?
2. Apa saja faktor penyebab penyakit
menular?
3. Bagaimana mekanisme penyakit
menular?
4. Bagaimana cara pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular?
1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
Extra kurikuler Palang Merah Remaja ( PMR) dan juga saya sebagai penulis ingin
memberikan informasi kepada pembaca yang lain tentang epidemiologi penyakit
menular
1.4 Manfaat penelitian
Adapun beberapa manfaat yang
dapat kita peroleh dari pembahasan makalah ini yaitu :
1.
Memberikan
informasi kepada masyarakat untuk mengatahui beberapa factor yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan.
2.
Memberikan
informasi dan pengetahuan tentang penyakit yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
3.
Memberikan
sedikit gambaran dari beberapa fakta – fakta yang terjadi di tengah – tengah
kehidupan masyarakat
4.
Sebagai
bahan masukan pada pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Pengertian
Penyakit Menular
Berikut
beberapa pendapat tentang definisi penyakit, antara lain :
1.
Menurut Kathleen Meehan
Arias
Penyakit adalah suatu kesakitan
pada organ tubuh yang biasanya memiliki sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini :
agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat di
identifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
2.
Menurut dr. Beate Jacob
Suatu penyimpangan dari keadaan
tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.
3.
Menurut Wahyudin Rajab,
M.epid
Keadaan yang bersifak objektif dan
rasa sakit yang bersifat subyektif.
4.
Menurut dr. Eko
Dudiarto
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu
organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga
timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.
5.
Menurut Azizan Haji
Baharuddin
Keadaan yang diakibatkan oleh
kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.
Jadi dari beberapa
pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan tidak normal
pada suatu organisme atau minda yang
menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stress
kepada orang yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini
digunakan secara umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom,
simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau
fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh
dibedakan
Dewasa
ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah
dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan
biologis yang erat hubungan nya dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah
penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk negara
berkembang, di samping munculnya masalah baru pada negara yang sudah maju.
Penguasaan teknologi terhadap pengaruh lingkungan biologis yang erat hubungan
nya dengan penyakit menular maka penguasaan terhadap lingkungan fisik sedang
dikembangkan di berbagai negara dewasa ini yang sejalan dengan terhadap
lingkungan biologis.
Dewasa ini
berbagai jenis penyakit menular telah dapat diatasi terutama pada negara-negara
maju, tetapi sebagian besar penduduk dunia yang mendiami belahan dunia yang
sedang berkembang, masih terancam dengan berbagai penyakit menular tertentu.
Dalam hal ini maka penyakit menular dapat di kelompokan dalam 3 kelompok utama
yakni:
1.
Penyakit yang sangat berbahaya karena kematian cukup tinggi.
2.
Penyakit menular yang dapat menimbulkan kematian atau cacat,
walaupun, akibatnya lebih ringan dibanding dengan yang pertama.
3.
Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian, tetapi
dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu maupun materi/biaya.
2.2
Macam Penyakit
Perhatian terhadap penyakit menular dan
tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya
frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO,
1990). Penyakit
dapat dibedakan menjadi 2 karakteristik, yaitu :
1.
Penyakit Menular/Penyakit Infeksi
Penyakit menular atau penyakit infeksi
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus,
bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka
bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh
sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini
ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang
ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui
udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas
penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun
bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan
lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.
Penyakit
ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak
menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat
mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada
beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan penyakit menular, antara lain
1.
Penyakit kulit
Ini adalah salah
satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari
satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui
kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita,
contohnya handuk, baju, dll.
Contoh : cacar air, kudis, panu,
dll.
2.
Cacar air (Chicken Pox)
Penyakit ini
masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa
saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus
Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata (simian)
saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri
dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang
melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk
ikosahedral, berdiameter 100 – 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut
kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya
69 daerah pada gen – gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada
suhu 56 – 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop
(selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui
pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.
Gejala dari
cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak enak,
pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul
bintik – bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan
berisi cairan, biasanya bintik – bintik ini bermula pada bagian dada, perut
atau punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain dan terasa gatal. Bintik ini lama kelamaan
akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan mengering dan akan hilang
bekasnya, asal tidak digaruk.
Pengobatan dan
pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5%
(Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja.
Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi
vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
3.
Parainfluenza
Penyakit virus
pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti
halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini
terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang
terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu
virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus
mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian
antigenik utama adalah tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan
sifat – sifat hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).
Virus
parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol
atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak – anak biasanya
mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan
penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan,
dan dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih
musiman dan terjadi pada musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar
tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm epitel pernapasan tanpa bukti
adanya penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan penyakit pada jalan napas
lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada jalan napas
atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri.
Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang
telinga tengah dan otitis media akut . Cara mengobati penyakit influenza :
1. cara mengkonsumsi air putih sebanyak
– banyaknya
2. istirahat yang cukup.
3. Memakai Masker
4. Menghindari makanan yang terbuka
4.
Penyakit Demam Berdarah (DBD)
Penyakit demam berdarah merupakan penyakit infeksi yang bisa
berakibat fatal dalam waktu yang sangat relatif singkat. Demam berdarah tidak
menular melalui kontak manusia secara langsung tetapi dapat ditularkan melalui
nyamuk Aedes Aegypti betina yang menyimpan virus pada telurnya dan selanjutnya
akan menularkan virus tersebut kepada manusia melalui gigitan. Nyamuk jenis
ini biasanya menggigit pada siang hari (09.00 – 10.00) atau sore hari (16.00 –
17.00).
Gejala dari penyakit demam berdarah
ini diantaranya adalah: demam secara tiba – tiba, sakit kepala berat, sakit
pada sendi dan otot, serta timbul bintik – bintik merah pada kulit. Pencegahan
dari penyakit demam berdarah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu :
A.
penyemprotan nyamuk di lingkungan
rumah dan masyarakat,
B.
membersihkan saluran air, menutup tempat penyimpanan air,
C.
membersihkan dan mengurasbak mandi,
D.
serta mengubur barang – barang bekas yang sudah tidak
dipakai
5.
Penyakit Kelamin
Cara
penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan.
Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat
menjalar ke organ lain.
6.
HIV/AIDS
Virus yang
berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini tidak
menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti
menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh
telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh
akan rentan terhadap penyakit.
7.
TBC
Tuberculosis
(TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis”. Yang
menyerang pada organ paru – paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain.
Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga
dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui
udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau batuk dan bakteri akan
keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita TBC akan diisolasi
dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.
8.
Kolera (cholera)
adalah penyakit infeksi saluran usus. Sifat kolera akut,
penyebabnya bakteri Vibrio cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh seseorang
melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Di dalam usus bakteri
mengeluarkan enterotoksin (racunnya). Akibatnya penderita terserang diare
(diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat. Akibat lanjut, penderita
kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada kondisi dehidrasi yang bisa
mematikan
9.
Penyakit pes
Penyakit yang lebih dikenal dengan “Black Death”, merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pesti, paling sering
dibawa oleh hewan pengerat dan kutu. Pada abad pertengahan, jutaan orang di
seluruh Eropa meninggal karena wabah yang diakibatkan oleh kutu tikus yang banyak
terdapat di rumah-rumah dan perkantoran.
Sekarang
telah ada antibiotik yang efisien mengobati penyakit ini jika terdeteksi secara
dini. Namun jika seseorang telah terinfeksi dan tidak segera diobati, cenderung
menyebabkan kematian. Wabah pes ini terkadang masih terjadi pada masyarakat di
pedesaan.
10. Penyakit Tifus
Tifus masih lazim di negara-negara berkembang, sehingga para
wisatawan asing harus divaksinasi terhadapnya. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi yang dibawa ke aliran darah dan saluran pencernaan.
Gejala-gejala
tifus seperti demam yang berkelanjutan, lemah, sakit perut, sakit kepala dan
hilangnya nafsu makan. Pada beberapa kasus, terdapat ruam dan binti-bintik
merah pada pasein. Demam tifus biasanya diobati dengan antibiotik yang dapat
menghilang infeksi selama 2-3 hari.
11. Penyakit Demam Kuning
Demam kuning adalah penyakit virus mematikan yang ditularkan
oleh nyamuk. Pemberian nama ini karena pasien yang terinfeksi bisa
tampak kuning. Belum ada obat untuk menyembuhkan demam kuning ini. Pengobatan
yang dilakukan hanya bertujuan mengurangi gejala-gejala pasien, seperti demam,
sakit perut, muntah, serta pendarahan dari mulut, hidung dan mata.
Ada 30.000 kematian akibat demam kuning
setiap tahunnya, biasanya paling banyak di daerah tropis. Saat ini, vaksinasi adalah tindakan
pencegahan paling penting terhadap demam kuni
12. Penyakit campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
paramiksovirus. Penyakit ini menular dari ludah si penderita. Masa
inkubasi penyakit ini adalah 10-14 hari. Penyakit ini gejalanya adalah panas,
hidung berlendir, batuk, tenggorokan sakit, nyeri pada otot dan mata menjadi
merah. Pada puncaknya penderita akan merasakan sakit, ruam di seluruh tubuh dan
suhu badan yang tinggi. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin campak
ketika masih bayi.
13. Penyakit Polio
Polio disebabkan oleh virus yang termasuk genus enterovirus
famili Picornavirus yang menyebabkan penderitanya lumpuh layu. Virus ini tahan
terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia. Virus ini juga dapat hidup dalam tinja
penderita selama 90-100 hari. Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan
air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan.
14. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Orang
yang terkena diare akan mengalami sering buang air besar dengan tekstur faces
yang encer. Diare berat bila tidak ditangani dengan benar dapat
menyebabkan dehidrasi serta bisa juga menyebabkan kematian.
Penyakit diare bisa disebabkan oleh gejala luka, alergi
zat tertentu, penyakit dari makanan, kelebihan mengkonsumsi vitamin C. Penyakit
diare dapat diobati dengan cara mengkonsumsi cairan yang banyak terutama oralit
sehingga bisa mengganti jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar.
15. Penyakit Malaria
Malaria sudah membunuh 2 juta orang per tahun dan
menyebabkan 400 hingga 900 juta kasus deman setiap tahunnya. Parasit malaria
ditularkan oleh nyamuk, dan mereka berkembang biak di sel darah merah.
Gejalanya seperti anemia, demam, mual, dan pada beberapa kasus ekstrem dapat
menyebabkan koma hingga kematian. Malaria merupakan permasalahan terbesar
di daerah tropik dan subtropik di dunia.
16. Penyakit Muntaber
Penyakit ini bisa dikatakan yang paling
parah dari semua dan mematikan. Penderita muntaber dapat kekurangan cairan
tubuh dengan cepat, Apalagi jika menimpa anak-anak dan bayi. Cara pengobatan
penyakit ini adalah dengan cara, memberikan penderita air minum yang
sebanyak-banyaknya, dan berikan cairan elektrolit agar tubuh bias mendapatkan
cairan yang diperlukan. Langkah tersebut merupakan pertolongan pertama, selanjutnya
penderita harus dibawa ke rumah sakit terdekat dengan rumah anda
2.3 Faktor
Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit
menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang
peranan penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme
penyebab penyakit, adanya sumber penularan (resorvoir maupun resources), adanya
cara penularan khusus (mode of transmission), adanya cara meninggalkaan penjamu
dan cara masuk ke penjamu lainnya, serta keadaan ketahanan penjamu sendiri.
Yang merupakan penyebab kausal
(agent) penyakit menular adalah unsur biologis, yang bervariasi mulai dari
partikel virus yang paling sederhana sampai organisme multi selular yang cukup
kompleks yang dapat menyebabkan penyakit manusia. Unsur penyebab ini dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok yakni:
1.
Kelompok arthropoda (serangga), seperti pada penyakit
scabies, pediculosis dan lain-lain.
2.
Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupaun cacing
perut dan yang lainnya.
3.
Kelompok protozoa, seperti plasmodium,amoeba,dan lain-lain.
4.
Fungus atau jamur, baik uniseluler maupun multiseluler.
5.
Bakteri termasuk spirocheata maupun ricketsia yang memiliki
sifat tersendiri.
Sebagai makhluk biologis yang
sebagian besar adalah kelompok mikro-organisme, unsur penyebab penyakit menular
tersebut juga mempuyai potensi untuk tetap berusaha untuk mempertahankan diri
terhadap faktor lingkungan di mana ia berada dalam usaha mempertahankan
hidupnya serta mengembangkan keturunannya.
Adapun usaha tersebut yang meliputi
berkembang biak pada lingkungan yang sesuai/menguntungkan, terutama pada
penjamu /host dimana mikro-organisme tersebut berada, berpindah tempat dari
satu penjamu lainnya yang lebih sesuai/menguntungkan, serta membentuk
pertahanan khususnya pada situasi lingkungan yang jelek seperti membentuk spora
atau bentuk lainya.
2.4 Mekanisme
Penyakit Menular
Aspek
sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisime
penularan (mode of transmissions) yakni berbagai mekanisme di mana unsur
penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai penjamu yang potensial.
Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab (agent) meninggalkan reservoir,
cara penularan untuk mencapai penjamu potensial, serta cara masuknya ke penjamu
potensial tersebut. Seseorang yang sehat sebagai salah seorang penjamu
potensial dalam masyarakat, mungkin akan ketularan suatu penyakit menular
tertentu sesuai dengan posisinya dalam masyarakat serta dalam pengaruh berbagai
reservoir yang ada di sekitarnya. Kemungkinan tersebut sangat di pengaruhi pula
olah berbagai faktor antara lain:
1.
Faktor lingkungan fisik sekitarnya yang merupakan media yang
ikut mempengaruhi kualitas maupun kuantitas unsur penyebab.
2.
Faktor lingkungan biologis yang menentukan jenis vektor dan
resevoir penyakit serta unsur biologis yang hidup berada di sekitar manusia .
3.
Faktor lingkungan sosial yakni kedudukan setiap orang dalam
masyarakat, termasuk kebiasaan hidup serta kegiatan sehari-hari.
2.4.1 Unsur penyebab keluar dari penjamu
(Reservoir)
Pada
umumnya selama unsur penyebab atau mikro-organisme penyebab masih mempunyai
kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh penjamu, maka ia akan
tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Namun di lain pihak, tiap
individu penjamu memiliki usaha perlawanan terhadap setiap unsur penyebab
patogen yang mengganggu dan mencoba merusak keadaan keseimbangan dalam tubuh
penjamu.
Unsur
penyebab yang akan meninggalkan penjamu di mana ia berada dan berkembang biak,
biasanya keluar dengan cara tersendiri yang cukup beraneka ragam sesuai dengan
jenis dan sifat masing-masing. Secara garis besar, maka cara ke luar unsur
penyebab dari tubuh penjamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada di
antara unsur penyebab yang dapat menggunakan lebih satu cara.
2.4.2 Cara penularan (mode of transmission)
Setelah
unsur penyebab telah meninggalkan reservoir maka untuk mendapatkan potensial
yang baru, harus berjalan melalui suatu jalur lingkaran perjalanan khusus atau
suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan. Tiap kelompok memiliki jalur
penularan tersendiri dan pada garis-garis besarnya dapat di bagi menjadi dua
bagian utama yakni:
1.
Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara
langsung dari penderita atau resevoir, langsung ke penjamu potensial yang
baru.au
2.
Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi
dengan melalui media tertentu seperti melalui udara (air borne) dalam bentuk
droplet dan dust, melalui benda tertentu (vechicle borne), dan melalui vector
(vector borne).
2.4.3 Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang
1. Waktu
Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada
pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal pejamu tersebut untuk dapat
menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari proses penularan.
Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya
gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala
yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab
penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada
pejamu lain walau tanpa gejala klinik / terselubung.
2. Kekebalan
Kelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan
atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran
unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat kekebalan sejumlah
tertentu anggota kelompok tersebut.Herd immunity merupakan factor utama dalam
poses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu
kelompok penyakit tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan
1.
Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat
terjadi jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak
pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu agen penyakit menular yang
sudah lama absent dalam populasi tersebut.
2.
Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan
sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung masuknya sejumlah orang-orang
yang peka terhadap penyakit tertentu dalam populasi tersebut.
2.5 Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit Menular
2.5.1
Pencegahan Penyakit Menular
Pengertian pencegahan secara umum
adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian. Dalam mengambil
langkah-langkah untuk pencegahan, haruskan didasarkan pada data/keterangan yang
bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan penelitian epidemiologis.
Pada dasarnya ada tiga tingkatan
pencegahan secara umum yakni:
1.
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
yang meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran pencegahan pertama dapat ditujukan
pada faktor penyebab, lingkungan penjamu.
Sasaran
yang ditujukan pada faktor penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah
mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang
bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, penyemprotan
inteksida dalam rangka menurunkan menghilangkan sumber penularan maupun
memutuskan rantai penularan, di samping karantina dan isolasi yang juga dalam
rangka memutuskan rantai penularannya.
Mengatasi/modifikasi
lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih,
sanitasi lingkungan dan perubahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan
peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang
pengerat, serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga,
hubungan antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
Meningkatkan
daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum
dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk
pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan
serta usaha menghindari pengaruh faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan
fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah raga kesehatan.
2.
Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan
yang tepat . sasaran pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang
menderita atau dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita
(masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit
atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk mencegah proses penyakit lebih
lanjut serta mencegah terjadi akibat samping atau komplikasi.
Pencarian
penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveveillans
penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu
(calon pegawai, ABRI, mahasiswa dan sebagainya), penyaringan (screening) untuk
penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan
efektif.
Pemberian
chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses
prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
3.
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi. Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita
penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat
permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian
akibat penyakit tersebut. Pada tingkatan ini juga dilakukan usaha rehabilitasi
untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit
tertentu. Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi dan
sosial optimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi
mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
Ketiga
tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaan
nya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih seperti berikut ini:
Memelihara
kebersihan lingkungan serta menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci utama
untuk menjaga kesehatan. Berikut tips untuk hidup sehat, agar terhindar
dari penyakit menular :
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
Biasakanlah
untuk mencuci tangan sebelum melakukan aktivvitas lain, seperti saat mau makan.
Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita
tanpa sengaja memgang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit dengan mudah
tertular.
2. Olahraga yang teratur dan istirahat
yang cukup.
Membiasakan
diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga membantu meningkatkan
daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup mendukung tubuh agar tetap bugar. Pola
makan yang seimbang.
3. Perlunya mengatur pola makan
Terutama
menu makanan yang sehat. Hindari makanan yang beresiko terhadap kesehatan
seperti minuman bersoda, makanan ringan/snack yang banyak mengandung MSG dan
sebagainya.
4. Pola hidup yang sehat.
Nikmati
hidup dengan selalu berpikir positif. Mulai melakukan pendekatan terhadap
agama serta tidak melakukan pergaulan bebas. Setialah pada satu pasangan
Anda.
5. Pemberian imunisasi.
Sejak
BALITA diberikan imunisasi lengkap untuk mencegah penularan penyakit.
Perkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan pola hidup yang
sehat karena umumnya penyakit menular menyerang sistem kekbalan tubuh.
Artinya, walaupun telah diimunisasi, saat badan lemah bisa saja tertular
2.5.2 Penanggulangan penyakit menular.
Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit
menular (kontrol) adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam
masyarakat serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi
masyarakat tersebut.
Seperti halnya pada upaya pencegahan
penyakit, maka upaya penanggulangan penyakit menular dapat pula dikelompokan
pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber penularan atau
reservoir, sasran ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang
ditujukan terhadap penjamu dengan menurunkan kepekaan penjamu.
1.
Sasaran langsung pada sumber penularan penjamu.
Keberadaan suatu sumber penularan
(reservoir) dalam masyarakat merupakan faktor yang sangat penting dalam rantai
penularan. Dengan demikian keberadaan sumbar penularan tersebut memegang
peranan yang cukup penting serta menentukan cara penanggulangan yang paling
tepat dan tingkat keberhasilannya yang cukup tinggi.
a)
Sumber penularan terdapat pada binatang peliharaan
(domestik) maka upaya mengatasi penularan dengan sasaran sumber penularan lebih
mudah dilakukan dengan memusnahkan binatang yang terinfeksi serta melindungi
binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan pemeriksaan berkala)
b)
Apabila sumber penularan adalah manusia, maka cara
pendekatannya sangat berbeda mengingat bahwa dalam keadaan ini tidak mungkin
dilakukan pemusnahan sumber. Sasaran penanggulangan penyakit pada sumber
penularan dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina, pengobatan dalam
berbagai bentuk umpamanya menghilangkan unsur penyebab (mikro-organisme) atau
menghilangkan fokus infeksi yang ada pada sumber.
2.
Sasaran ditujukan
pada cara penularan
Upaya mencegah dan menurunkan
penularan penyakit yang ditularkan melalui udara, terutama infeksi saluran
pernapasan dilakukan desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar
ultra violet, ternyata kurang berhasil. Sedangkan usaha lain dengan perbaikan
sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan tampaknya lebih bermanfaat.
3.
Sasaran ditujukan pada penjamu potensial.
Sebagaimana diterangkan sebelumnya
bahwa faktor yang berpengaruh pada penjamu potensial terutama tingkat kekebalan
(imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status gizi,
keadaan umum serta faktor genetika
4.
Berbagai penyakit dewasa
ini dapat dicegah melalui usaha imunitas
yakni peningkatan kekebalan aktif pada penjamu
dengan pemberian vaksinasi. Pemberian imunisasi aktif untuk perlindungan
penyakit (DPT) merupakan pemberian imunisasi dasar kepada anak-anak sebagai
bagian terpenting dalam program kegiatan kesehatan masyarakat.
5.
Peningkatan kekebalan umum.
Berbagai
usaha lainnya dalam meningkatkan daya tahan penjamu terhadap penyakit infeksi
telah diprogramkan secara luas seperti perbaikan keluarga, peningkatan gizi
balita melalui program kartu menuju sehat (KMS), peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta pelayanan kesehatan terpadu melalui posyandu. Keseluruhan
program ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara umum dalam
usaha menangkal berbagai ancaman penyakit infeksi.
2.6
Program
Pemerintah dalam Penanggulangan Penyebaran Penyakit
Program
Pemerintah dalam Penanganan Penyebaran Penyakit
1.
Flu
Burung :
a.
Memberikan
konspensasi bagi pertenakan rakyat selama 6 bulan berupa DOC dan Pakan
b.
Memusnahkan
semua unggas yang terjangkit dengan cara dibakar
c.
Mengadakan
vaksinasi bagi ternak yang masih sehat
d.
Melakukan
tindakan biosekuriti ( pengawasan secara ketat terhadap lalu lintas unggas,
produk dan limbah unggas).12
2.
HIV/AIDS
a.
Pencegahan,
dengan cara kampanye berupa edukasi, sosialisasi, maupun informasi
b.
Pengobatan,
pemerintah telah membuat klinik VCT (voluntary counseling and testing). Klinik
ini selain memiliki fasilitas pengobatan yang memadai, juga
c.
memberikan
dukungan dan perawatan yang baik kepada pasien, sehingga pasien
d.
mendapatkan
pengobatan secara menyeluruh.
e.
Pengawasan,
pada pengawasan ini adanya informasi tentang jumlah penderita HIV.
3.
Malaria
a.
Adanya
program RBM (roll back malaria) seperti pada tahun 2000, yakni GEBRAK Malaria,
berupa fogging missal, pembersihan lingkungan missal, dan kombinasi obat-obatan
untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik lagi.
4.
Tuberkulosis
a.
Pada
tahun 1999, menteri kesehatan telah mencanangkan “Gerdunas” yaitu Gerakan
Nasional Terpadu Pemberantasan Tuberkulosis berupa penyediaan dana untuk
pengendalian tuberkulosis dan penyediaan stok
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penyakit Menular [comunicable
Diseasse] adalah penyakit yang disebabkan oleh transmisi infectius agent/produk
toksinnya dari seseorang/reservoir ke orang lain/susceptable host.
Penyakit digolongkan atas penyakit
sangat berbahaya, penyakit menular dan penyakit tidak menular. Suatu penyakit dapat diakibatkan
oleh faktor Agen, Host dan Route of transmission.
Dasar dari penyakit terdiri atas
penyakit terselubung dan tidak terselubung. Sifat suatu penyakit yaitu waktu
generasi, kekebalan kelompok dan angka serangan. Riwayat alamiah penyakit
adalah proses perkembangan suatu penyakit tanpa adanya intervensi yang
dilakukan oleh manusia dengan sengaja dan terencana.Pencegahan penyakit
merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit yang
mencakup semua kalangan.
3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini kita
semua dapat mengerti tentang apa yang dimaksud dengan penyakit menular dan
dapat melakukan berbagai tindak pencegahan, dan pengobatan untuk mengurangi
dampak penyakit tersebut karena ini merupakan kewajiban kita semua untuk
mengurangi tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut yang membahayakan
jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
PPM &
PL Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Penyakit Menular. Jakarta : Depkes RI.
1996.
Budiarto,
Eko. 2003, Pengantar Epidemiologi penyakit menular. Jakarta: penerbit buku
kedokteran egc.
Bustan
Mn. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta Rineka Cipta
Nasry,
Nur Dasar-Dasar Epidemiologi
Arsip
Mata Kuliah FKM Unhas
2006
Sumber
:
http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-kesehatan-tentang-epidemiologi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar