BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dinamika
dan kebudayaan islam mengalami perkembangan yang sangt pesat. Berbagai kemajuan
baik dibidang ilmu pengetahuan maupun
teknologi juga berrkembag sangat pesat. Ilmu merupakan suatu hal sangat penting
dan menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi semua umat muslim. Ilmu dan
perkembangan iptek harus dilandasi dengan jiwa islami. Islam memandang baik
ilmu maupuan pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Dia-lah Allah yang
mengajarkan pada manusia ( dan selain manusia) ilmu dan pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana ilmu pengetahuan dalam perspektif islam?
2. Bagaimana kebudayaan dan peradaban islam di masa
silam?
3.
Bagaimana
kemajuan IPTEK sebagai tantangan umat islam masa kini?
4.
Bagaimana
jejak peradaban islam dalam kebudayaan Indonesia?
5. Apa bentuk atau wujud peradaban islam di Indonesia?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan
ilmu pengetahuan dalam perspektif islam
2. Menjelaskan kebudayaan
dan peradaban islam di masa silam
3. Menjelaskan kemajuan IPTEK sebagai tantangan umat
islam masa kini
4. Menjelaskan
jejak peradaban islam dalam kebudayaan Indonesia
5. Menjelaskan
bentuk atau wujud peradaban islam di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu
Pengetahuan dalam Perspektif Islam
Ilmu berasal dari
bahasa Arab “ilm” yaitu mashdar dari kata ‘alima yang artinya tahu. Menurut
bahasa, ilmu ialah pengetahuan. Pengetahuan di bagi menjadi dua macam. Pertama,
pengetahuan biasa yang disebut knowledge, yaitu pengetahuan umum tentang
hal-hal yang biasa sehari-hari. Kedua, pengetahuan yang ilmiah, yang lazim
disebut ilmu pengetahuan, atau singkatnya ilmu saja. Ilmu pengetahuan dalam
bahasa Inggris disebut science dan dalam bahasa Belanda disebut wetenschap.
Secara istilah, ilmu
atau ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu
system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hokum-hukum
tentang hal-ihwal yang diselidiki sejauh dapat dijangkau oleh daya pemikiran
manusia dan dibantu panca indera, yang kebenarannya diuji secara empiris,
riset, dan ekspresi mental.
Berbeda dengan konsep barat yang
membatasi ilmu pada yang ilmiah, islam juga menerima ilmu yang bersifat supra
rasional dan supra empiris, yakni sejenis ilmu pengetahuan yang bersumber dari
wahyu atau intuisi (hati).
Islam memandang baik
ilmu maupuan pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Dia-lah Allah yang
mengajarkan pada manusia ( dan selain manusia) ilmu dan pengetahuan. Mereka menjawab:
"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana[35]."
1.
Urgensi Ilmu dalam Islam
Terkait
dengan ilmu Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk senatiasa memikirkan
apa yang ada di bumi. Sebab berfikir merupakan awal memperoleh ilmu pengetahuan.
Ulama-ulama islam klasik sangat menghayati perintah Al-Quran untuk menuntut
ilmu sepanjang hayat. Penghayatn ini mengarah kepada pengalaman nilai-nilai
islam secara total, baik terkait urusan akhirat maupun urusan dunia.
Dalam sebuah hadizt
diebutkan bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam islam
عن
أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم.
رواه ابن ماجه
“dari sahabt Anas R.a. berkata: Rasulullah
bersabda: Menuntut ilmu itu waib bagi setiap orang islam”(H.R
Ibnu Majah)
Islam menyebutkan bahwa
tidak mungkin seseorang bisa beriman
dengan menjauhi perintah Allah kecuali memiliki ilmu pengetahuan. Allah SWT
berfirman:
”sesungguhnya yang
takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (Q.S.
Fathir 35: 28)
2.
Integrasi
Ilmu, Iman, dan Amal
Intergrasi
artinya satu kesatuan yang utuh, tidak pecah-pecah dan bercerai berai. Intergrasi
meliputi keutuhlengkapan anggota yang membentuk suatu kesatuan dan jalinan
hubungan yang erat ,harmonis, dan mesra antar anggota-anggota kesatuan itu.
Integrasi itu ibarat
sebuah bangunan rumah yang merupakan kesatuan yang tersusun dengan erat dan
harmonis dari bahan-bahan kayu, bata, semen, pasir, grnting dan sebagainya,
yang kesemuanya memadukan diri menjadi banguan rumah tersebut. Dengan demikian
orang-orang tanpa ikatan dan jalinan hubungan yang mempersatupadukannya,
belumlah dapat dikatakan telah berintegrasi.
Iman, ilmu,dan amal
merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang dan dahan pohon itu yang
mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sedangkan
amal ibarat buah dari pohon IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman
dan takwa, yang akan menghasilkam amal soleh, bukan kerusakan alam.
Perbuatan seseorang
tidak akan bernilai mala saleh, apabila perbuatan tersebut tidak dibangung di
atas nilai-nilai iman dan taqwa. Sama halnya dengan pengembangan iptek yang
lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan bernialai ibadah serta tidak akan
menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia di lingkungannya, apabila tidak
dikembangkan atas dasr nilai-nilai iman.
“Adakah sama orang yamg
berpengetahuan dengan orang tidak berpengetahuan?”
(Q.S. Al-Zumar 39: 9)
3.
Tuntutan dalam Mebina Sikap Ilmiah
Al-Quran meberikan
tuntutan dalam membina sikap ilmiah guna mengembangkan ilmu pengetahuan, antara
lain:
a.
Tidak mudah menerima pendapat orang,
tanpa argumentasi yang rasioanl
“katakanlah:
hadirkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar” (Q.S. Al-Naml27: 64)
“Katakanlah:
Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah, perlihatkan
kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka
berserikat (dengan Allah)dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab
yang sebelum (Al-Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang
terdahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar” (Q.S. Al-Ahqaaf 46: 4)
b.
Tidak menerima pendapat yang spekulatif
untuk masalah yang memerlukan kepastian dan ketepatan
“Dan
mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan. Sesungguhnya persangkaan itu tidak bermanfaat
sedikitpun terhadap kebenaran” (Q.S. Al-Najm 53: 28)
c.
Dalam mengambil kesimpulan tidak
mengikuti hawa nafsu dan harus obyektif
“Patutkah Kami
menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh itu sama
dengan orang-oang yang berbuat kerusakan
di muka bumi? Patutkah (pula) kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama
dengan orang-orang yang berbuat maksia? (Q.S. Shad 38: 28)
d.
Islam menolak sikap taklid buta,
mengikuti orang lain tanpa argumentasi, baik itu pendapat penguasa, keyakinan
nenek moyang, dan opini masyarakat pada umumnya
“Apabila dikatakan
kepada mereka: ikutlah apa yang diturunkan Allah! Mereka menjawab: (Tidak),
tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek
moyang kami. (apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka
itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”
(Q.S. Al-Baqarah 2:170)
e.
Umat islam juga dianjurkan untuk
menggunakan indera dengan sebaik-baiknya dalam rangka memahami sunnah Allah
yang ada pada diri mereka mauapun dalam kehidupan sosialnya
“Dan (juga) pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
(Q.S. Al-Dzariat 51:21)
4.
Kedudukan
dan Tanggung Jawab Ilmuwan
a.
Keutamaan Orang Berilmu
Orang yang berilmu
adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan islam, dan mendapat tempat yang
sangat terhormat. Dalam sebuah hadis dikatakan, “orang yang berilmu dan orang
yang mencari ilmu bersekutu dalam hal pahala. Tidak ada yang lebih baik selain
kedua golongan itu” (H.R. IbnAbd Al-Abar). Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW
bersabda,” orang yang paling dekat kepada derajat kenabian ialah orang yang
berilmu dan berjihad”.
Dalam Al-Quran
disebutkan, ada dua golongan manusia yang akan diangkat derajatnya oleh
AllahSWT, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-oarang yang berilmu
pengetahuan.
Q.S. Al-Mujadilah 58:11.
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S. Fatir 35:28. Dan
demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258].
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Rasul Allah SWT
bersabda,”Al-Ulama’ waratsal al-anbiya’ (orang-orang yang berilmu pengetahuan
merupakan pewaris para nabi) (H.R Abu Daud dan Turmudzi). Dalam hadits lain,
beliau bersabda,” kelak akan ditimbang pada hari kiamat tinta yang dipakai
penulis para ulama dan darah para pahlawan yang mati syahid membela agama” (
H.R Ibn Abd al-Barr).
Abdullah bin Mubarak
suatu ketika pernah ditanya orang,” siapakah senbenarnya yang pantas disebut
manusia?” Dia menjawab “ yang pantas disebut manusia ialah mereka yang berilmu
pengetahuan”. Menjelaskan pendat di atas, Al-Ghazali berkata,” manusia betul
demikian. Selain orang yang berilmu, bukanlah manusia sejati. Keistimewaan yang
dimiliki manusia yang menjadi batas pemisah antara ia dengan binatang ialahilmu
pengetahuan. Manusia benar-benar mulia karena adanya sesuatu yang menyebabkan
kemuliaannya. Kemuliaaan ini bukan semata-mata karena kekuatan tubuhnya. Sebab
jika karena kekuatan tubuh, maka sebenarnya unta lebih kuat daripadanya. Juga,
bukan Karena kebearan badan. Sebab gajah lebih besar daripada badan manusia.
Tidak juga karena keberaniannya, sebab singa lebih berani daripada manusia.
Malahan juga tidak karena banyaknya makan, sebab lembu lebih banyak makan
daripada siapapun.bukan pula manusia diciptakan untuk bersetubuh. Sebab
sehina-hina burungpun lebih lebih hebat daripadanya. Tetapi sebenarnya manusia
tidaklah diciptakan, melainkan supaya berilu pengetahuan (Al-Siba’I dalam tata angarsa, 1991:53).
Rasul Allah SAW mwenerangkan pula,”keutamaan
seorang berilmu (“alim) atas seorang ahli ibadah (‘abid), bagaikan keutamaan
bulan purnama di dalam taggal empat belas atas seluruh bintang” (H.R. Abu Daud
dan Turmudzi).
Karena itu besok pada hari
kebangkitan , kalau kepada orang yang ahli ibadah hanya dipersilakan masuk surge
dengan Firman-Nya “ masuklah engkau ke dalam surga”, maka kepada orang
yang berilmu pengetahuan dipersilahkan member pertolongan (syafaat) dengan
firman-Nya, “Berilah syafaat kepada orang-orang lain, sebagaimana engkau
dulu telah memperbaiki budi pekerti mereka” (H.R Nasai dan Turmudzi)
Berkenaan dengan
keutamaan orang-orang yang berilmu, Al-Ghazali mengatakan,” Barang siapa
berilmu, membimbing manusia, dan memanfaatkann ilmunya bagi orag lain, bagaikan
matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan
minyak kasturi yang harum dan menyebarkan keharumannyankepada orang yang
berpapasan dengannya.” (Al-Ghazali, juz 1:49).
Dari pernyataan di atas
tampak bahwa Al-Ghazali sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan
mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan
ilmu pengetahuan kepada orang lain.
1.
Tanggung Jawab Ilmuwan
Orang berilmu baik ia
disebut ilmuwan, ulama, ataupun saintis adalah orang yang istimewa karena
keahlian yang ia miliki. Keistimewaan ini menimbulkan konsekuensi atas tugas
dan tanggung jawab, baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Nabi Muhammad SAW bersabda:
لاتعلّموْا الْعلْم لتبا هوا به الْعلماء ولا لتماروا به
السّفهاء ولا تخيّروا به الْمجالس فمنْ فعل ذلك فالنّار النّار. رواه ابن ماجه
“ Janganlah kamu menuntut ilmu untuk salingembanggakan
diri dihadapan para ulama’, mendebat orang-orang bodoh, dan menyombongkan diri
di depan majlis. Karena siapa yang melakukannya hendaknya ia berhati-hati
dengan api neraka”(H.R. Ibnu Majah)
Diantara tanggung jawab ilmuwan
adalah sebagai berikut:
1)
Menyampaiakan Amanat Allah ( Menjadi
Guru)
Kewajiban seorang
muslim tidak hanya menerima atau menuntut ilmu, tetapi juga mengamalkan ilmunya
dalam kehidupan dan menyampaikan amanat Allah kepada sesame manusia. Allah
berfirman
Q.S Al-An’am:51 “Dan berilah
peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan
dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada
seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka
bertakwa.”
Demikian pula Nabi Muhammad SAW
bersabda:
“ barang siapa
mengetahui suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikan nya, maka Allah akan
menjeratnya pada hari kiamat dengan tali dari api neraka” (H.R.
Turmudzi, Abu Dawud, dan ibnu Hiban).
Tanggung jawab ilmuwan bukan hanya
sekedar menjadi tugas kemanusiaan semata, akan tetapi pelaksannan dari janji
manusia kepada Allah.
Q.S. Ali-Imran 3:187. “Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi
kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia,
dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu[258]
ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit.
Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. “.
Dalam islam orang yang
berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya sungguh tercela, atau orang yang
mengajak orang lain kepada kebaikan tetapi dia sendiri berbuat yang sebaliknya. Orang yang demikian
itu ditegur Allah dalam
Q.s. Al-Shaaf: 3 “Amat besar
kebencian Allah bahwa engkau mengatakan apa-apa yang tiada engkau kerjakan”
Karena itu orang-orang
yang sadar akan tanggung jawabnya dalam menyampaikan amanat Allah ( mengajar)
akan selalu mendapat perlindungan dari Allah dan dicintai manusia, bahkan juga
makhluk lain. Nabi Muhammad SAW bersabda
إنّ الله وملائكته وأهْل السّموات والآرْض حتّى
النّملة فى جحْرها وحتّى الحوت ليصلّون على معلّم النّاس الخيْر. رواه الترمذي عن
أبي أمامة
“sesungguhnya Allah Yang Maha
Suci, para malaikat-Nya, penghuni-penghuni langit dan bumi-Nya, termasuk semut
dalam lubangnya dan juga ikan-ikan dalam laut akan mendoakan keselamatan bagi
orang yang mengajar manusia itu” (H.R. Turmudzi dan Abu Umamah)
2) Memelihara Lingkungan
Al-Quran menyuruh
manusia untuk meniliti alam semesta ini agar mengetahui tanda-tanda kekuasaan
Allah dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya demi kepentingan manusia
sendiri.
Q.S Luqman 31:29, “Tidaklah kamu
memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang, dan
memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia tundukkan matahri dan bulan
masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesunguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ayat-ayat lain yang terkait dengan
hal ini adalah
Q.S Yunus 10:101,”Katakanlah: ‘Perhatikanlah
apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah
dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.’"
Ibrahim:32-34,
Q.S. Ibrahim14:32.” Allah-lah
yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,
kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi
rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu,
berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu
sungai-sungai.”
Q.S Ibrahim 14:33. “Dan Dia
telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
Q.S. Ibrahim 14:34. “Dan Dia
telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah).”
dan Al-Anbiya:30-33.
Q.S. Al-Anbiya 21:30. ” Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?”
Q.S. Al-Anbiya 21:31. “Dan telah
Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan
yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.”
Q.S. Al-Anbiya 21:32. “Dan Kami
menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling
dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”
Firman-firman Allah
tersebut menunjukan ada dua fungsi utama manusia menghuni bumi, yaitu sebagai ‘abd
dan sebagai khalifah Allah. Esensi dari hamba adalah ketaan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah SWT. Adapun esensi
dari pemimpin dimuka bumi ialah mempunyai tanggung jawab untuk menjaga
keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan
untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumberdaya alam, serta memanfaatkannya.
Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia, untuk menggali potensi alam dan
memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Dengan demikian islam
tidak mengingkari adanya kebebasan manusia untuk menggunakan ilmunya, dengan
syarat bahwa di dalam penggunaan itu tidak ada pelanggaran-pelanggaran terhadap
ketentua-ketentua Allah yang dapat mengakibatkan kemurkaan Allah. Ilmu
pengetahuan itu sendiri bersifat netral sehingga manusia sebagai pemilik ilmu
perlu waspada kemana ilmunya harus diarahkan dan dimanfaatkan.
Ilmu seyogyanya tidak
dijadikan sebagai alat untuk mengeksploitasi sesama manusia, atau digunakan
untuk mengeksploitasi sumber-sumber alam secara serampangan yang mengakibatkan
timbulnya kerusakan lingkungan. kerusakan lingkungan itu sendiri merupakan
perbuatan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana
firman Allah SWT
Q.S. Arrum 30:41. “Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).”
B.
Kebudayaan Dan Peradaban Islam Di Masa Silam
1.
Faktor-faktor
Penyebab Kemajuan dan Kemunduran
a. Faktor-Faktor Kemajuan Islam
Semua
capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya
Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan
Filsafat Dan Sains yang lain adalah :
1) Terjadinya asimilasi antara bangsa
Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam
ilmu pengetahuan.
Islam
bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang
baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong ajaran
agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari manapun.
2) Pluralistik dalam pemerintahan dan
politik
Untuk
mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan
Dinasti Umayyah. Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan
memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan
sistem administrasi pemerintahan Persia dan mengangkat Khalid bin Barmak
sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan ilmu
pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai
perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga
diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan
wanita – wanita Persia (shi’i). Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah
satunya adalah al-Makmun.. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang
di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti
dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
3)
Stabilitas
Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun
al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial
dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum.
Penyediaan infrastruktur akhirnya
dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan,
ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
4)
Gerakan
Penterjemahan
Gerakan
ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga
Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya
bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun
hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang
filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah
adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam
semua bidang keilmuan.
Para
penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
a.
Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir
berbahasa arab dan yunani. Menerjemahkan 20 buku Galen ke dalam bahasa Syiria
dan 20 buku dalam Bahasa Arab.
b.
Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
c.
Tsabit bin Qurra
d.
Qusta bi Luqa
e.
Abu Bishr Matta ibn Yunus
Semua
penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang, adalah
penganut agama kristen.
5) Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan
dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan
Al-Ma’mun
yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga ia
mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, pusat
penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan dilingkungan istana juga didirikan
perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi
keluarga istana dan terhimpun didalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga.
b. Faktor Kemunduran Islam (1250-1500 M)
1)
Kemunduran
Islam di Bagdad
Masa-masa
kemajuan dunia islam yang telah berjalan beberapa abad lamanya, yang
pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai belahan dunia non
muslim pada akhirnya juga mengalami masa-masa kemundurannya. Berbagai macam
krisis yang sangat komplek sekali telah menerpa dunia islam. Jatuhnya kota
Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa mongol bukan saja mengakhiri khilafah
Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal kemunduran peradaban islam, karena Bagdad
sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah
ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang
di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad
yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan islam, pada tahun 1258 M
mendapat serbuan tentara mongol. Diangkut kitab-kitab yang telah dikarang oleh
ahli ilmu pengetahuan bertahun-tahun lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah,
sehingga berubah warna airnya lantaran tinta yang larut. Khalifah sendiri
beserta keluarganya dimusnahkan sehingga terputuslah keturunan abbasiyyah dan
hancurlah kerajaannya yang telah lama bertahta selama 500 tahun.
2)
Kemunduran
Islam di Andalusia (Spanyol)
Pada
tanggal 19 juli 711 M atas permintaan putra witiza yang kalah saingan dengan
raja Roderick dalam memperebutkan kekuasaan di wilayah Andalusia gubernur
afrika utara, Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk berangkat ke
Andalusia untuk membebaskan rakyat dari tekanan raja Roderick. Thariq membawa
7.000 pasukan yang sebagian terdiri dari orang-orang barbar. Sedangkan raja
Roderick membawa 25.000 orang tetapi pasukan sebesar ini bisa dikalahkan oleh
kaum muslimin yang bekerjasama dengan rakyat Ghatic untuk menggulingkan
kekuasaan Roderick.
Sehingga
wilayah Andalusia seluruhnya telah dikuasai oleh orang-orang muslim. Dibawah
pimpinan Thariq rakyat saling berdampingan baik muslim atau non muslim, arab
atau non arab, merdeka atau budak sehingga dalam pemerintahannya mengalami
kemajuan yang sangat pesat.
Ketika
Bagdad dihancurkan oleh tentara mongol yang dipimpin Hulagu Khan (anak Jenghiz
Khan), sebanarnya Umayah di Andalusia juga sedang mengalami sebuah krisis
pemerintahan dimana kekuasaan Islam sudah banyak yang terlepas karena mengalami
berbagai macam faktor diantaranya mendapatkan serangan dari tentara-tentara
kaum Kristen yang tidak rela tanahnya diduduki oleh pendatang. Satu demi satu
wilayah kekuasaan islam berhasil direbut kembali oleh kaum kristiani, kota Toledo
yang menjadi pusat peradaban islam terbesar di eropa berhasil direbut oleh
Alfonso VI dan Castilia pada tahun 1085, Alfonso VIII pada tahun 1212 berhasil
merebut navas de Tolosa dan Andalusia. Pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke
tangan Ferdinan III dari Castilia, dan pada tahun 1492 M kota Granada yang
menjadi satu-satunya kota yang tersisa di tangan bani Umayah jatuh ke tangan
raja Ferdinand dari Aragon yang beraliansi dengan ratu Isabella dari Castilia. Satu
tahun (1493) setelah kemenangan tersebut dalam rangka untuk menghilangkan
symbol-simbol atau jejak-jejak Islam maka mereka menyapu bersih kaum muslimin
dengan cara dipaksa, Masjid-masjid disulap menjadi gereja-gereja dan
kebudayaan-kebudayaan islam yang tak ternilai harganya dihancurkan dengan rasa
gembira.
3)
Kemunduran
Islam di Mongol
Bangsa
mongol berasal dari daerah pegungungan Mongolia yang membentang dari asia
tengah sampai Siberia utara, Tibert selatan dan Manchuria barat serta Turkistan
timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang mempunyai dua putra kembar
Tatar dan Mongol. Kedua putra ini melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan
Tatar. Mongol mempunyai anak beranam Ilkhan yang melahirkan keturunan pimpinan
bangsa Mongol di kemudian hari.
Mereka
adalah kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan
nomadic. Mereka adalah para pengembala yang hidup di dataran luas di daratan
yang luas. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai penggembala dan pemburu,
sebagaimana orang nomad mereka memiliki karankter kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas
mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan-kekuatan ghaib
seperti jin dan setan. Bangsa Mongol mengalami kemajuan ketika di pimpin oleh
Timujin yang bergelar Jenghis Khan (Raja yang perkasa). Ketika dia memimpin
bangsa Mongol banyak daerah yang ditaklukannya seperti Cina, dan negeri-negeri
Islam lainnya.
Pada
saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jenghiskan mulai menyerahkan kepemimpinannya
kepada anaknya yang bernama Hulagu Khan. Ia berhasil mengalahkan pemerintahan
abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim dan menghacurkan peradaban dunia islam.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad
selam dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka
di Mesir dikalahkan oleh pasukan mamalik dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3
september 1260.
Bagdad
dan daerah-daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti
Ilkhan. Ilkhan adalah gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan. Ilkhan berarti
Khan yang Agung. Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para keturunannya.
Keturunan dari Hulagu Khan yang beragama islam adalah Ahmad Taguder, tapi
beliau mati ditangan para pembesar kerajaan yang lain. Selain Taguder, Mahmud
Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya pemeluk agama
islam, dengan masuknya beliau, islam mengalami kemenangan yang sangat besar
terhadap agama syamanisme.
Berbeda
dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban.
Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian
terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia
minerologi, metalurti dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwi,
perguruan tinggi madzhab Syafi’I dan hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium
dan gedung-gedung umum lainnya. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1334 M),
terjadi kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang
mendatangkan mala petaka.
Kerajaan
Ilkhan yang didirikan oleh hulagu khan terpecah-pecah setelah pemerintahan Abu
Sa’id kerajaan pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur lenk. Penguasa
islam yang terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang berarti timur
si pincang, berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa timur lenk
sejak kecil sudah masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan keberaniannya
sehingga ketika tanah kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq timur khan,
Timur lenk bangkit meminpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang
tertindas. Ketika Timur lenk menjadi penguasa tunggal di tanah kelahirannya, ia
mulai melakukan invasi-invasi ke wilayah-wilayah lain.
Di
Afganistan ia membangun menara, yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut
dengan tanah liat. Di Isfahan, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk.
Kepala-kepala mayat dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Pada
tahun 1401 M ia memasuki daerah syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo dihancur
leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak
bangunan dan sekolah dihancurkan.
Sekalipun
ia seorang penguasa yang sangat kejam terhadap penentangnya, sebagai seorang
muslim ia tetap memperhatikan pengembangan islam. Konon, ia adalah penganut
syiah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat naqsyabandiyah. Dalam invasi-invasi
ia selalu membawa ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan ilmuan di hormatinya,
dan yang menjadi heran adalah setiap pembantaian di wilayah-wilayah yang
dikuasainya ia tidak membantai para ulama dan ilmuan bahkan ia membawa para
ulama dan ilmuan tersebut ke negerinya.
Setelah
kematian timur lenk pada tahun 1404. Kekuasaannya digantikan oleh anaknya yang
bernama Syah Rukh (1404), ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah
wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey, ia seorang raja yang alim dan sarjana
ilmu pasti. Selama dua tahun memerintah ia dibunuh oleh anaknya yang haus
kekuasaan, abul latif. Kerajaan timur lenk dan keturunannya berakhir ditangan
abu sa’id, dimana ketika ia memerintah banyak wilayah-wilayah yang
ditaklukannya memisahkan diri dan banyak huru-hara di sana-sini. Abu said
sendiri terbunuh ketika berperang melawan Uzun Hasan, pengusa Ak Koyunlu.
4)
Kemunduran
Islam di Mesir
Satu-satunya
negeri islam yang selamat dari serbuan-serbuan tentara mongol dan timur lenk,
adalah Mesir. Mongol dan timur lenk tidak mampu mengalah kan negeri mesir
Karena di sana terdapat dinasti Mamalik. Mamalik adalah jamak dari mamluk yang
berarti budak. Dinasti mamlik memang didirikan oleh para budak. Pada awalnya
para budak tersebut dibebaskan dan dijadikan tentara persisnya menjadi
bodyguard (pengawal) para raja pada masa pemerintahan ayyubiyah karena prestasi
yang diraihnya sangat besar maka para raja banyak mengambil para budak sebagai
tentara.
Penguasa
ayyubiyah yang terakhir al-Malik al-shalih meninggal (1249), kemudian
digantikan oleh anaknya bernama Turansyah. Golongan mamalik merasa terancam
karena Turansyah lebih dekat kepada tentara kurdi, sehingga para mamalik
merencanakan pembunuhan kepada Turansyah dibawah pimpinan Aybak dan Baybars,
keduanya berhasil membunuh Turansyah. Atas kesepakatan mamalik, istrinya
(Syajar al-Durr) al-Malik menjadi raja menggantikan Turansyah selama 80 hari,
kemudian ia menikah dengan aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinanya kepada
suaminya.
Dinasti
mamalik mengalami perkembangan yang sangat pesat ketika dipimpin oleh baybars,
ia seorang pimpinan militer yang tangguh dan cerdas. Pada masa ini banyak para
ilmuan yang muncul baik ilmu pasti, umum ataupun agama. Diantra para ilmuan
tersebut, Ibn Khaldun, Ibn Hajr al-Asqalani, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim
al-Jauziyah.
Kemunduran
dinasti mamalik disebabkan karena para sultan tidak lagi memperhatikan
kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan dirinya sendiri, menerapkan
pajak yang sangat memberatkan rakyat.
2.
Kontribusi
Ilmuan Muslim Klasik dalam Kemajuan Barat Modern
Tim
Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Malang (2015:129) menjelaskan
bahwa pada masa kejayaan islam , masyarakat arab islam benar-benar menjadi
rujukan bagi perkembangan keilmuan dunia. Para pecinta ilmu pengetahuan dari
berbagai penjuru eropa barat seperti itali, perancis, swiss, jerman, dan
kepulauan inggris berdatangan ke Andalusia. Mereka dating untuk mendalami ilmu
pengetahuan dan budaya arab islam untuk kemudian menyebarkan ke berbagai
penjuru di eropa. Di eropa terdapat –lembag-lembaga terjemah yang menerjemahkan
khazanah pemikiran dan keilmuan arab islam, diantaranya yang terdapat di
universitas Qordova yang berpusat di masjid Qordova, sekolah thulaitulah, dan
sekolah selerno( jaudah,2007:17-23)
Pada
saat itu, banyak sekali ilmuan muslim yang menjadi pelopor perkembangan ilmu
pengetahuan di banyak bidang seperti matematika, geografi, astronomi, fisika,
kimia, kedokteran, ipa, farmasi,geometri, pelayaran, bahasa ,sastra, dan lain
sebagainya. Jaudah ( 2007) mengklasifikasikan ada seratus empat puluh tujuh
ilmuan terkemuka dalam sejarah islam. Diantaranya mereka adalah :
1) Jabir bin hayyan
Nama
lengkapnya Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang
menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. Lahir di kota peradaban Islam
klasik, Kuffah (Irak) dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia
dikenal dengan nama Ibnu Geber.
Ditemukannya
kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai
dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum.
"Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, Jabir dijuluki
sebagai Bapak Kimia Modern. Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium
dekat Bawwabah di Damaskus.
Pada
perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong,
peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi,
penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan,
pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Ia membedakan
antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang
memakai bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat
dimurnikan melalui proses penyulingan. Jabir memperkenalkan eksperimen objektif,
suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam
pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Terobosan Jabir lainnya dalam
bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam
tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada
duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai
'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia.
Di
antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan
asam sulferik. Perbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia
yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial.
Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan
penguraian zat kimia.
Dalam
bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan
unsur-unsurnya:
1. Air (spirits), yakni yang mempengaruhi
penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan
amonium klorida,
2. Metal, seperti pada emas, perak, timah,
tembaga, besi, dan
3. Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi
semacam bubuk.
2)
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (bahasa Arab: محمد
بن موسى الخوارزمي) adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi,
dan geografi
yang berasal dari Persia.Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarangKhiva,Uzbekistan)
dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja
sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku
pertamanya, al-Jabar, adalah buku
pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat.
Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Ia merevisi
dan menyesuaikan Geografi Ptolemeussebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi
dan astrologi.
Kontribusi
dia tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata
"aljabar"
berasal dari kata al-Jabr,
satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang
tercantum dalam buku dia. Kata algorisme dan algoritma diambil
dari kata algorismi, Latinisasi dari nama dia. Nama dia juga di
serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam
bahasa
Portugis, algarismo bermakna digit.
Karya
terbesar dia dalam matematika, astronomi, astrologi,
geografi, kartografi,
sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri,
dan pada bidang lain yang dia tekuni. Beberapa kontribusi dia berdasar
pada Astronomi Persia dan Babilonia,
angka India,
dan sumber-sumber Yunani.
Sistemasi
dan koreksi dia terhadap data Ptolemeus pada
geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur –Tengah. Buku besar
dia yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan
Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan
lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang
dari Laut
Mediterania dan
lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang
sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.
Ia
kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan
berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70
ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”.
Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.
Kitab I:
Aljabar
Buku 2:
Dixit algorizmi
Buku 3:
Rekonstruksi Planetarium
Buku 4:
Astronomi
Buku 5:
Kalender Yahudi
3) Al
kindi
Nama lengkapnya Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq
aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (Arab:
أبو يوسف يعقوب بن إسحاق الصبّاح الكندي, Latin: Alkindus) (lahir: 801 - wafat: 873), lahir dari kalangan Islam. Selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa
Yunani. Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir
dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku
besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah
menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih
dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.
1.
Dalam bidang astronomi, dia menyatakan dampak posisi
planet pada keadaan di bumi, seperti pasang surutnya air laut.
2. Dalam
bidang ilmu alam dan fisika, al kindi menyatakan bahwa warna biru langit
bukanlah warna asli dari langit, melainkan pantulan dari cahaya lain berupa
penguapan air dan butir-butir debu.
3. Al
Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika,
etika,
logika dan psikologi,
hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
4. Al-Kindi
membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive),
daya pemarah (irascible), dan daya berpikir (cognitiveatau rational).
4) Ibnu sina
Nama lengkapnya Abu Ali
Al-Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina, (Bahasa Arab: ابن سینا Ibn Sīnā), atau dikenali sebagai Ibnu Sina atau "Avicenna" di dunia barat merupakan
salah seorang pakar sains dari Uzbekistan yang hidup antara tahun 980 - 1037 M.
Ibnu
Sina dilahirkan pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 M.Bbeliau turut mempelajari ilmu-ilmu
lain seperti geometri, logik, matematik, sains, fiqah, dan perubatan.
Walaupun Ibnu Sina menguasai perbagai ilmu pengetahuan termasuk falsafah tetapi
beliau lebih menonjol dalam bidang perubatan sama ada sebagai seorang doktor
ataupun mahaguru ilmu tersebut.
Ibnu
Sina mula menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn
Nas al-Samani yang gagal diubati oleh doktor yanglain.Kehebatan dan kepakaran
dalam bidang perubatan tiada tolok bandingnya sehingga beliau diberikan gelaran al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).
Berikut ini
prestasinya :
1.
Ia adalah ilmuan yang pertama kali menemuan cara
pengobatan dengan menyuntikan obat dibawah kulit.
2.
Menciptakan alat bantu pernafasan dari emas dan perak
yang dimasukkan kekerongkongan.
3.
Ia sangat ahli bidang kedokteran, misalnya ia menemukan
adannya cacing anyclostoma, cacing
filarial penyebab penyakit kaki gajah, pengobatan penyakit antrak
5)
Tsabit
bin qurah
Nama
lengkapnya Tsabit/Thabit Ibnu qurra Ibnu Marwan al-Sabi al-Harrani dilahirkan
pada tahun 836 M di Harran(Turki sekarang). di barat dikenal dengan nama Thebit
.Seperti namanya menunjukkan dia pada dasarnya adalah anggota dari sekte
Sabian/Sabi'ah.
Matematik kawan Muslim besar Muhammad Ibn Musa Ibn
Shakir, terkesan dengan pengetahuannya tentang bahasa, dan menyadari potensi
untuk berkarir ilmiah, dipilih dia untuk bergabung dengan kelompok ilmiah di
Baghdad yang sedang dilindungi oleh khalifah Abbasiyah. Tsabit menempuh
pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn
Shakir.
Di
sana, ia belajar di bawah Banu Musa bersaudara yang terkenal. Dengan pengaturan
ini Thabit memberikan kontribusi untuk beberapa cabang ilmu pengetahuan,
khususnya matematika, astronomi dan mekanika,
Thabit meninggal di Baghdad pada tahun 901.
Kontribusi
Kontribusi
besar Tsabit terletak dalam matematika dan astronomi. Tsabit merupakan salah
satu penerus karya al-Khawarizmi. Beberapa karyanya diterjemahkan dalam bahasa
Arab dan Latin, khususnya karya tentang Kerucut Apollonius.
Tsabit
meninggalkan karya berharga yaitu penentuan luas bumi yang masih dipakai hingga
saat ini. Ia juga penemu jam matahari (Mazawil asy-Syamsiyyah).
a) Bidang Matematika
Dia
berperan penting dalam memperluas konsep tradisional geometri menjadi aljabar
geometri dan beberapa teori yang di usulkannya menyebabkan perkembangan
geometri non-Euclidean, spherical trigonometri, kalkulus integral dan bilangan
real. Ia menerapkan beberapa aspek aritmatika terminologi kebesaran geometri,
dan belajar dari bagian kerucut, khususnya parabola dan elips. Sejumlah
perhitungannya bertujuan untuk menentukan permukaan dan volume dari berbagai
jenis tubuh dan merupakan, pada kenyataannya, proses kalkulus integral,
sebagaimana yang dikembangkan kemudian.
Dengan metode geometri, ia ternyata mampu
memecahkan soal khusus persamaan pangkat tiga. Tsabit bin Qurrah juga pernah
menulis sejumlah persamaan pangkat dua (kuadrat), persamaan pangkat tiga
(kubik), dan beberapa pendalaman rumus untuk mengantisipasi perkembangan
kalkulus integral. Dalam bukunya yang berjudul Quadrature of Parabola, ia
menggunakan bentuk hitungan integral untuk mengetahui sebuah bidang dari
parabola.
b) Bidang Astronomi
Dalam
astronomi dia adalah salah satu dari para reformis awal pandangan Ptolemic. Ia
menganalisis beberapa. masalah yang berkaitan dengan gerakan matahari dan bulan
dan menulis risalah pada jam matahari.
Tsabit
meneliti gerakan sejumlah bintang yang disebut Hizzatul I’tidalain, yang
ternyata mempengaruhi terjadinya gelombang bumi setiap 26 tahun sekali. Sejak
5000 tahun yang lalu, para ahli perbintangan Mesir telah menemukan sebuah
bintang yang bergerak mendekati Kutub Utara, yang disebut Alfa al-Tanin. Pada
tahun 2100 nanti, bintang tersebut akan menjauhi Kutub Utara. Pada tahun 14000,
akan muncul kembali sebuah bintang utara yang bernama an-Nasr. Bintang tersebut
adalah bintang utara yang paling terang.
Tsabit
mengukur luas bumi dengan menggunakan garis bujur dan garis lintang secara
teliti. Penemuan penting Tsabit yang lain adalah jam matahari. Jam ini
menggunakan sinar matahari untuk mengetahui peredaran waktu dan menentukan
waktu shalat. Tsabit juga membuat kalender tahunan berdasarkan sistem matahari.
Beberapa
bukunya tentang astronomi;
1.
Mukhtasar fi Ilmin Nujum (Ringkasan Ilmu
Astronomi)
2.
Kitab fi Thabai`il Kawakib wa Ta`tsiriha
3.
(Buku tentang karakter bintang-bintang
dan pengaruhnya)
4.
Kitab fi Ibhthail Harakah fil Falakil
Buruj (buku tentang gerakan bintang dan galaksi)
5.
Kitab fi Tarkibil Aflak (Buku tentang
susunan bintang)
6.
Kitab fi Harakatil Falak (Buku tentang
gerakan bintang)
c) Bidang Mekanika & Fisika
Di
bidang mekanika dan fisika dia dapat diakui sebagai pendiri statika. Dia
memeriksa kondisi kesetimbangan tubuh, balok dan tuas ia mendirikan sebuah
sekolah terjemahan dan mengawasi terjemahan dari sejumlah besar buku-bukudari
Yunani ke Arab.
C.
Kemajuan IPTEK sebagai Tantangan
Umat Islam Masa Kini
1.
Pandangan Islam Terhadap Kemajuan
IPTEK
Di dalam kamus umum
bahasa Indonesia disebutkan bahwa teknologi adalah kemampuan teknik yang
berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknik. Dari
pengertian tersebut dapat bahwa teknologi merupakan salah satu budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan guna mencapai suatu tujuan
tertentu.
Di dalam Al-Quran
sebenarnya cukup banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan teknologi dalam rangka
mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai contoh:
Q.S. Al-Anbiya 21:80. “Dan telah
Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Q.S.Al-Anbiya:81. “Dan (telah
Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang
berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan
adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Q.S. Al-Dhukhan 44:38. “Dan Kami
tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan
bermain-main”
Q.S. Al-Dhukhan 44:39. “Kami
tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.”
Q.S.Yunus 10:24. “Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula)
perhiasannya[683], dan pemilik-permliknya mengira bahwa
mereka pasti menguasasinya[684], tiba-tiba datanglah
kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)
kepada orang-orang berfikir.”
Q.S. Al-Isra’ 17:88. Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."
Q.S. Fatir 35:24 “Sesungguhnya
Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran[1255] sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu
umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”
Q.S. Al-Hajj :46. maka apakah
mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada.
Q.S. Ali-Imran 3:90-91 “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka”
Q.S. Ar-Rum 30:8. “Dan mengapa
mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan)
yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara
manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.”
Q.S. Al-Ankabut 29:43 “Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.”
Q.S. Al-A’raf 151:185 “Dan
apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu
yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka
kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?”
Q.S. Luqman 31:29 Tidakkah kamu
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan
masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
2. Merajut Asa Kebangkitan Umat Islam di Bidang IPTEK
Islam sebagai agama
samawi terakir secara potensial memiliki kemampuan untuk menjadi rujukan
seluruh khazanah ilmu pengetahuan. Meski saat ini umat islam mengalami
penurunan dalam bebragai aspek kehidupan, benih-benih potensi kebangkitan islam
sebetulnya telah ada, namun belum terorganisasi. Kebangkitan umat islam bisa
ditumbuhkembangkan dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal.
a.
Aspek Internal
Semangat bangkit dari keterpurukan
umat islam bisa dimulai dari potensi internal yang dimiliki oleh umat islam.
Umat islam sebenarnya secara individual memiliki potensi besar untuk maju,
namun secara kolektif umat islam masih banyak memiliki kelemahan. Diantara
kelemahan tersebut, umat islam masih sering berseteru dalam hal perbedaan fiqh
furu’iyah (tidak asasi) yang tidak perlu diperdebatkan, misalnya penggunaat
qunut dalamsholat subuh. Harusnya energy umat islam diarahkan untuk mengkaji
ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat kauniyah berupa fenomena alam semesta demi
mengambangkan ilmu pengetahuan.
Umat islam harus memiliki
kepercayaan diri yang kuat untuk bisa bangkit dari keterpurukan dengan seluruh
potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi itu didasarkan atas pemahaman yang
mendalam terhapdap Al-Quran dan hadis nabi. Penghayatan makna Al-Quran yang
dalam akan menginspirasi umat islam untuk bisa bangkit dan maju dengan penuh
semangat. Seperti dalam
Q.S Alam Nashrah :8” Dan hanya
kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
b.
Aspek Eksternal
Umat islam seharusnya
tidak menutup diri dari tradisi dan ilmu yang datang dari uamt non-muslim.
Karena akal yang didmiliki oleh merekea yang non-muslim-pun pada hakekatnya
adlah ciptaan dan anugerah dari Allah yang Esa. Sikap antipasti terhadap
tradisi Barat dan muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan
menajdikan umat islam semakin tertinggal dari kemajuan. Umat islam layak
belajar dari sejarah kemajuan pemerintah Abbasiyah yang memiliki prestasi
puncak kemajuan peradaban islam yang bersuber dari Al-Quran dengan khazanah
ilmu pengetahuan dari Persia dan Yunani.
Al-Quran adalah panduan, inspirasi
dan moralitas yang akan menghindarkan umat islam dari perilaku yang tidak
terpuji dalm mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan kemajuan Barat modern
adalah sumber umat islam untuk maju dari keterpurukan. Keterpurukan adalah
dengan mempelajari seluruh prestasi Barat modern untuk akhirnya bisa bersaing
dengan mereka. Spirit kemajuan ini harus berjalan beriringan dengan moralitas
Al-Quran supaya umat islam tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan
dengan agsms islam.
D.
Jejak Peradaban Islam dalam Kebudayaan
Indonesia
Berkembangnya
agama Islam secara cepat dan meluas di Indonesia terutama di daerah pesisir
karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam dengan pedagang Indonesia.
Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan agama Islam dengan cara
bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga banyak pedagang maupun
penduduk Indonesia pada masal lampau yang tertarik kepada Islam. Selain itu
ajaran Islam tidak mengenal kasta.
Makin
kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya
kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam
terkenal di Indonesia pada masa lampau dapat dijelaskan di bawah ini.
1.
Kerajaan
Islam Samudra Pasai
Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di
Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus menjadi raja
pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan berada di daerah Aceh
Utara di Kabupaten Lokseumawe.
Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat
untuk melanjutkan pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan
Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan
kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan
Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai
mendapat kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi.
2.
Kerajaan
Islam Demak
Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam
Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan
ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan
Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah menganut Islam. Kekuasaan
Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah untuk mendirikan
kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden
Patah telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya
kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari daerah-daerah lain di Jawa Timur
yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan Gresik. Masjid Demak
Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi
sebuah kerajaan besar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama
Islam. Apalagi setelah malaka Jatuh (dikuasai) oleh Portugis (1511), maka
kedudukan dan peranan Demak semakin penting.
Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang
ketidaksenangan Sultan Demak. Karena hal itu merupakan ancaman pula terhadap
kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya
dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir Portugis di Malaka mengalami kegagalan.
Hal ini disebabkan Potugis memiliki armada lebih kuta dan lengkap.
Meskipun usaha untuk merebut Malaka dari Potugis
yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun peristiwa ini patut
dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.
Karena keberaniannya sebagai panglima yang memimpin
penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor artinya
Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.
Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia
digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug
selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak
dipimpin oleh Sultan Renggono pada masa pemerintahannya Demak mencapai puncak
kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Pada tahun
1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran.
Portugis menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan
untuk menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng
di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan
tentaranya dipimpin oleh Fatahilah untuk mengusir dan menghancurkan Potugis
yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir
orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama
Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang Jayakarta
menjadi Jakarta.
Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur.
Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung oleh Sultan Trenggono. Tetapi
dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Joko Tingkir kemudian memindahkan keraton Demak ke
Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.
3.
Kerajaan
Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram.
Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing
Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah
tenggara kota Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia
dimakamkan di kOtagede. Meskipun demikian ia dinilai telah berhasil meletakan
dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya setelah Sutowijoyo
wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing
Krapyak.
Pada awal pemerintahan terjadi lagi
pemberontakan-pemberontakan yang masing-masing dilakukan oleh Demak dan
Ponorogo. Tetapi Mas Jolang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut.
Pemberontakan terhadapnya tampaknya belum berakhir. Pda tahun 1612 Surabaya
melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya berusaha
menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus
berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan di
Kotagede.
Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura.
Tetapi penggantinya ini tidak mampu menjalankan tugas pemerintahan karena
keadaan fisik yang lemah serta sakit-sakitan. Selanjutnya untuk meneruskan
pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang. Ia ternyata orang
kuat yang mampu memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam
Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, agama dan kebudayaan,
Mataram ketika itu merupakan kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di
pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya.
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending
merupakan hasil karya yang ditulis oleh Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai
kesenian yang digemari rakyat berkembang pesat pula.Pada masa pemerintahan Mas
Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh
sebab itu Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan
Agung.
4.
Kerajaan
Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri
kerajaan yang sekaligus menjadi rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa
dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon
mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon
menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570
Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya bernama pangeran
Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon
dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Belanda dan VOC-nya mengatur siasat dengan
menerapkan politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan untuk
memperlemah kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah
menjadi dua, oleh Belanda VOC dipecah lagi menjadi tiga masing-masing
Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.
Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon menjadi
tiga menyebabkan kerajaan Islam Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini
terus dimanfaatkan oleh Belanda dan VOC untuk mengadu domba. Akhirnya padda
abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC.
5.
Kerajaan Islam Ternate dan Tidore
Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa
kerajaan seperti ternate, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan
tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang berkembang lebih maju. Hal
ini disebabkan hasil buminya yang berupa rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak
pedagang dari kepulauan Nusantara dan Timur tengah yang pergi berlayar ke
Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras dan
sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di
Ternate. Dalam perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam.
Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun. Pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan
Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui perundingan. Tetapi
Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam perundingan, ia pun dibunuh
oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Setelah Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh
putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis
terhadap Sultan Harun menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Terlebih lagi Sultan
Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya
dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan semangat yang
membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara Portugis.
Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis di
Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang
masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki
dari Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak
diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan
Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.
Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun
bekembang pesat. Seperti halnya Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi
kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh sultan Tidore. Kedua kerajaan ini pada
mulanya hidup berdampingan secara damai, saling menghormati kedaulatan
masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan Spanyol kedua kerajaan ini diadu
domba. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak mau
diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu
dalam menghadapi Portugis.
6.
Kerajaan
Islam Makassar
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri
beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam
perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat
dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini sangat strategis dan menguntungkan yakni
terletak di tengah-tengah lalu-lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Kedua
kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya telah menganut agama Islam
bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya
bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan
Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja
Tallo.
Maka Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yang
sangat kuat. Daerah kekuasaanya tidak hanya meliputi sebagian besar Sulawesi
dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan juga sampai di bagian timur Nusa
Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya
ketika diperintah Sultan hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ketika Belanda
dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar melarang rakyatnya
berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli. maka Sultan
hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini untuk
kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah
mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini
semata-mata untuk perdagangan tuan".
Pada waktu itu sedang terjadi perselsiihan antara
Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja Bone dan Soppeng. Keadaan ini
dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda dalam hal ini
memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi Sultan Hasanuddin. Kemudian
berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) beserta Aru
Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan Malaka Sultan Hasanuddin
terdesak dan Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin
bersedia membuat perjanjian damai yang dikenal dengna perjanjian Bongaya
(1667).
Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda
yang licik selalu melanggar perjanjian dengan bertindak sewenang-wenang. Hal
ini membangkitkan kembali kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat
senjata kembali memerangi Belanda.
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat
tekanan hebat dari pasukan Belanda, maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan
Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun dikuasai penjajah Belanda.
Meskipun demikian dalam diri orang-orang Makassar tetap tumbuh semangat anti
penjajahan. karena itu banyak diantara merek yang pergi merantau ke Madura,
Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang masih berperang melawan
Belanda.
E. Beberapa Bentuk atau Wujud Peradaban
Islam di Indonesia
Jauh
sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu
dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan
dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam
bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain
seperti di bawah ini.
1. Pendidikan
Pesantren adalah
salah satu sistem pendidikan Islam yang
ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik,
juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia. Selain itu,
dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan),
dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk
tingkat universitas Islam di Indonesia juga terdapat beragamnya universitas
Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta
beberapa universitas Islam lainnya.
2. Organisasi
Terdapat
beberapa organisasi Islam di Indonesia,
di antaranya adalah Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Jamiat Khair. NU merupakan
organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan anggota sekitar 35 juta. NU
seringkali dikategorikan sebagai Islam traditional,
salah satunya karena sistem pendidikan pesantrennya. Muhammadiyah merupakan
organisasi Islam terbesar kedua, dengan anggotanya yang sekitar 30 juta.
Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan
tinggi serta ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Selain
ketiga organisasi diatas, di Indonesia juga dikenal adanya Front Pembela Islam, Majelis Mujahidin Indonesia, danHizbut Tahrir
Indonesia.Setelah Islammasuk ke Indonesia, Islam berpengaruh
besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan
yang antara lain seperti di bawah ini.
3. Budaya, Adat Istiadat
dan Seni
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.Contohnya
kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi
dan masker.Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa
ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal
kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji
dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah
peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur
masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
4. Politik
Pengaruh
ini dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada
kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore. ada
juga beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam,
sepertiAceh.
5. Ekonomi
Daerah-daerah
pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Persi,dan Gujarat yang
menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat
atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni
yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin
berkembang.
6. Ulama dan
Intelektual; Simbol Peradaban Islam Indonesia
Munculnya
para Ulama dan Intelektual Islam di seluruh penjuru Nusantara. Mereka
diantaranya :
1.
Syeikh Hamzah al-Fansuri (Sasterawan
sufi agung)
2.
Syeikh Nuruddin ar-Raniri (Ulama ahli
debat,tersohor di Aceh)
3.
Habib Husein al-Qadri (Penyebar Islam
Kalimantan Barat)
4.
Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari
(Pengarang Sabil al-Muhtadin)
5.
Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari (Ulama sufi
dunia Melayu)
6.
Syarif Abdur Rahman al-Qadri (Sultan
pertama kerajaan Pontianak)
7.
Syeikh Abdul Rahman Minangkabau (Mursyid
Thariqat Naqsyabandiyah)
8.
Mufti Jamaluddin al-Banjari (Ahli
undang-undang Kerajaan Banjar)
9.
Ahmad Khathib Sambas (Mursyid Tariqat
Qadiriyah)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Islam memandang baik ilmu maupuan
pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Terkait dengan ilmu Allah SWT memerintahkan kepada
manusia untuk senatiasa memikirkan apa yang ada di bumi. Sebab berfikir
merupakan awal memperoleh ilmu pengetahuan. Iman, ilmu,dan amal
merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya. Orang yang berilmu adalah orang yang sangat mulia dalam
pandangan islam, dan mendapat tempat yang sangat terhormat. Diantara tanggung
jawab ilmuwan adalah a) Menyampaiakan Amanat Allah ( Menjadi Guru). b)
Memelihara Lingkungan.
Faktor-Faktor
kemajuan islam diantaranya ialah: 1) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab
dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu
pengetahuan .2) Pluralistik dalam pemerintahan dan politik. 3) Stabilitas
Pertumbuhan Ekonomi dan Politik. 4) Gerakan Penterjemahan. 5) Berdirinya
perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu
pengetahuan.
Islam sebagai agama samawi terakir
secara potensial memiliki kemampuan untuk menjadi rujukan seluruh khazanah ilmu
pengetahuan. Meski saat ini umat islam mengalami penurunan dalam bebragai aspek
kehidupan, benih-benih potensi kebangkitan islam sebetulnya telah ada, namun
belum terorganisasi. Kebangkitan umat islam bisa ditumbuhkembangkan dengan
mempertimbangkan aspek internal dan eksternal.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Quran.
Departemen Agama RI
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UM.
2015. Pendidikan Islam Transformatif. Malang. Dream Litera.
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UM.
2006. Reorientasi Pendidikan Islam. Surabaya. Hilal Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar