Dinamika dan Kebudayaan Islam - GUDANG LITERASI

Breaking

Selasa, 01 Maret 2016

Dinamika dan Kebudayaan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dinamika dan kebudayaan islam mengalami perkembangan yang sangt pesat. Berbagai kemajuan baik dibidang ilmu pengetahuan  maupun teknologi juga berrkembag sangat pesat. Ilmu merupakan suatu hal sangat penting dan menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi semua umat muslim. Ilmu dan perkembangan iptek harus dilandasi dengan jiwa islami. Islam memandang baik ilmu maupuan pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Dia-lah Allah yang mengajarkan pada manusia ( dan selain manusia) ilmu dan pengetahuan.
B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana ilmu pengetahuan dalam perspektif islam?
2.     Bagaimana kebudayaan dan peradaban islam di masa silam?
3.     Bagaimana kemajuan IPTEK sebagai tantangan umat islam masa kini?
4.     Bagaimana jejak peradaban islam dalam kebudayaan Indonesia?
5.     Apa bentuk atau wujud peradaban islam di Indonesia?
C.    Tujuan Penulisan Makalah
1.     Menjelaskan  ilmu pengetahuan dalam perspektif islam
2.     Menjelaskan  kebudayaan dan peradaban islam di masa silam
3.     Menjelaskan kemajuan IPTEK sebagai tantangan umat islam masa kini
4.     Menjelaskan  jejak peradaban islam dalam kebudayaan Indonesia
5.     Menjelaskan  bentuk atau wujud peradaban islam di Indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Islam
Ilmu berasal dari bahasa Arab “ilm” yaitu mashdar dari kata ‘alima yang artinya tahu. Menurut bahasa, ilmu ialah pengetahuan. Pengetahuan di bagi menjadi dua macam. Pertama, pengetahuan biasa yang disebut knowledge, yaitu pengetahuan umum tentang hal-hal yang biasa sehari-hari. Kedua, pengetahuan yang ilmiah, yang lazim disebut ilmu pengetahuan, atau singkatnya ilmu saja. Ilmu pengetahuan dalam bahasa Inggris disebut science dan dalam bahasa Belanda disebut wetenschap.
Secara istilah, ilmu atau ilmu pengetahuan adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu system mengenai kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hokum-hukum tentang hal-ihwal yang diselidiki sejauh dapat dijangkau oleh daya pemikiran manusia dan dibantu panca indera, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset, dan ekspresi  mental.
Berbeda dengan konsep barat yang membatasi ilmu pada yang ilmiah, islam juga menerima ilmu yang bersifat supra rasional dan supra empiris, yakni sejenis ilmu pengetahuan yang bersumber dari wahyu atau intuisi (hati).
Islam memandang baik ilmu maupuan pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Dia-lah Allah yang mengajarkan pada manusia ( dan selain manusia) ilmu dan pengetahuan.  Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
1.   Urgensi Ilmu dalam Islam
Terkait dengan ilmu Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk senatiasa memikirkan apa yang ada di bumi. Sebab berfikir merupakan awal memperoleh ilmu pengetahuan. Ulama-ulama islam klasik sangat menghayati perintah Al-Quran untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Penghayatn ini mengarah kepada pengalaman nilai-nilai islam secara total, baik terkait urusan akhirat maupun urusan dunia.
Dalam sebuah hadizt diebutkan bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam islam
عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم طلب العلم فريضة على كل مسلم. رواه ابن ماجه
“dari sahabt Anas R.a. berkata: Rasulullah bersabda: Menuntut ilmu itu waib bagi setiap orang islam”(H.R Ibnu Majah)
Islam menyebutkan bahwa tidak mungkin seseorang  bisa beriman dengan menjauhi perintah Allah kecuali memiliki ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:
”sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (Q.S. Fathir 35: 28)

2.   Integrasi Ilmu, Iman, dan Amal
Intergrasi artinya satu kesatuan yang utuh, tidak pecah-pecah dan bercerai berai. Intergrasi meliputi keutuhlengkapan anggota yang membentuk suatu kesatuan dan jalinan hubungan yang erat ,harmonis, dan mesra antar anggota-anggota kesatuan itu.
Integrasi itu ibarat sebuah bangunan rumah yang merupakan kesatuan yang tersusun dengan erat dan harmonis dari bahan-bahan kayu, bata, semen, pasir, grnting dan sebagainya, yang kesemuanya memadukan diri menjadi banguan rumah tersebut. Dengan demikian orang-orang tanpa ikatan dan jalinan hubungan yang mempersatupadukannya, belumlah dapat dikatakan telah berintegrasi.
Iman, ilmu,dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang dan dahan pohon itu yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon IPTEK yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan takwa, yang akan menghasilkam amal soleh, bukan kerusakan alam.
Perbuatan seseorang tidak akan bernilai mala saleh, apabila perbuatan tersebut tidak dibangung di atas nilai-nilai iman dan taqwa. Sama halnya dengan pengembangan iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan, tidak akan bernialai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia di lingkungannya, apabila tidak dikembangkan atas dasr nilai-nilai iman.
“Adakah sama orang yamg berpengetahuan dengan orang tidak berpengetahuan?” (Q.S. Al-Zumar 39: 9)

3.   Tuntutan dalam Mebina Sikap Ilmiah
Al-Quran meberikan tuntutan dalam membina sikap ilmiah guna mengembangkan ilmu pengetahuan, antara lain:
a.                Tidak mudah menerima pendapat orang, tanpa argumentasi yang rasioanl
“katakanlah: hadirkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang  benar” (Q.S. Al-Naml27: 64)
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah, perlihatkan kepada-Ku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah)dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepada-Ku Kitab yang sebelum (Al-Quran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang terdahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar” (Q.S. Al-Ahqaaf 46: 4)

b.               Tidak menerima pendapat yang spekulatif untuk masalah yang memerlukan kepastian dan ketepatan
“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuan pun tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan. Sesungguhnya persangkaan itu tidak bermanfaat sedikitpun terhadap kebenaran” (Q.S. Al-Najm 53: 28)

c.                Dalam mengambil kesimpulan tidak mengikuti hawa nafsu dan harus obyektif
“Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh itu sama dengan  orang-oang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksia? (Q.S. Shad 38: 28)

d.               Islam menolak sikap taklid buta, mengikuti orang lain tanpa argumentasi, baik itu pendapat penguasa, keyakinan nenek moyang, dan opini masyarakat pada umumnya
“Apabila dikatakan kepada mereka: ikutlah apa yang diturunkan Allah! Mereka menjawab: (Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. (apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” (Q.S. Al-Baqarah 2:170)

e.                Umat islam juga dianjurkan untuk menggunakan indera dengan sebaik-baiknya dalam rangka memahami sunnah Allah yang ada pada diri mereka mauapun dalam kehidupan sosialnya
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Q.S. Al-Dzariat 51:21)

4.   Kedudukan dan Tanggung Jawab Ilmuwan
a.   Keutamaan Orang Berilmu
Orang yang berilmu adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan islam, dan mendapat tempat yang sangat terhormat. Dalam sebuah hadis dikatakan, “orang yang berilmu dan orang yang mencari ilmu bersekutu dalam hal pahala. Tidak ada yang lebih baik selain kedua golongan itu” (H.R. IbnAbd Al-Abar). Dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW bersabda,” orang yang paling dekat kepada derajat kenabian ialah orang yang berilmu dan berjihad”.
Dalam Al-Quran disebutkan, ada dua golongan manusia yang akan diangkat derajatnya oleh AllahSWT, yaitu orang-orang yang beriman dan orang-oarang yang berilmu pengetahuan.
Q.S. Al-Mujadilah 58:11. “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S. Fatir 35:28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Rasul Allah SWT bersabda,”Al-Ulama’ waratsal al-anbiya’ (orang-orang yang berilmu pengetahuan merupakan pewaris para nabi) (H.R Abu Daud dan Turmudzi). Dalam hadits lain, beliau bersabda,” kelak akan ditimbang pada hari kiamat tinta yang dipakai penulis para ulama dan darah para pahlawan yang mati syahid membela agama” ( H.R Ibn Abd al-Barr).
Abdullah bin Mubarak suatu ketika pernah ditanya orang,” siapakah senbenarnya yang pantas disebut manusia?” Dia menjawab “ yang pantas disebut manusia ialah mereka yang berilmu pengetahuan”. Menjelaskan pendat di atas, Al-Ghazali berkata,” manusia betul demikian. Selain orang yang berilmu, bukanlah manusia sejati. Keistimewaan yang dimiliki manusia yang menjadi batas pemisah antara ia dengan binatang ialahilmu pengetahuan. Manusia benar-benar mulia karena adanya sesuatu yang menyebabkan kemuliaannya. Kemuliaaan ini bukan semata-mata karena kekuatan tubuhnya. Sebab jika karena kekuatan tubuh, maka sebenarnya unta lebih kuat daripadanya. Juga, bukan Karena kebearan badan. Sebab gajah lebih besar daripada badan manusia. Tidak juga karena keberaniannya, sebab singa lebih berani daripada manusia. Malahan juga tidak karena banyaknya makan, sebab lembu lebih banyak makan daripada siapapun.bukan pula manusia diciptakan untuk bersetubuh. Sebab sehina-hina burungpun lebih lebih hebat daripadanya. Tetapi sebenarnya manusia tidaklah diciptakan, melainkan supaya berilu pengetahuan (Al-Siba’I dalam tata angarsa, 1991:53).
Rasul Allah SAW mwenerangkan pula,”keutamaan seorang berilmu (“alim) atas seorang ahli ibadah (‘abid), bagaikan keutamaan bulan purnama di dalam taggal empat belas atas seluruh bintang” (H.R. Abu Daud dan Turmudzi).
Karena itu besok pada hari kebangkitan , kalau kepada orang yang ahli ibadah hanya dipersilakan masuk surge dengan Firman-Nya “ masuklah engkau ke dalam surga”, maka kepada orang yang berilmu pengetahuan dipersilahkan member pertolongan (syafaat) dengan firman-Nya, “Berilah syafaat kepada orang-orang lain, sebagaimana engkau dulu telah memperbaiki budi pekerti mereka” (H.R Nasai dan Turmudzi)
Berkenaan dengan keutamaan orang-orang yang berilmu, Al-Ghazali mengatakan,” Barang siapa berilmu, membimbing manusia, dan memanfaatkann ilmunya bagi orag lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kasturi yang harum dan menyebarkan keharumannyankepada orang yang berpapasan dengannya.” (Al-Ghazali, juz 1:49).
Dari pernyataan di atas tampak bahwa Al-Ghazali sangat menghargai orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya dengan ikhlas. Salah satu pengamalannya adalah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain.

1.   Tanggung Jawab Ilmuwan
Orang berilmu baik ia disebut ilmuwan, ulama, ataupun saintis adalah orang yang istimewa karena keahlian yang ia miliki. Keistimewaan ini menimbulkan konsekuensi atas tugas dan tanggung jawab, baik secara vertikal  maupun secara horizontal. Nabi Muhammad SAW bersabda:

لاتعلّموْا الْعلْم لتبا هوا به الْعلماء ولا لتماروا به السّفهاء ولا تخيّروا به الْمجالس فمنْ فعل ذلك فالنّار النّار. رواه ابن ماجه
“ Janganlah kamu menuntut ilmu untuk salingembanggakan diri dihadapan para ulama’, mendebat orang-orang bodoh, dan menyombongkan diri di depan majlis. Karena siapa yang melakukannya hendaknya ia berhati-hati dengan api neraka”(H.R. Ibnu Majah)
Diantara tanggung jawab ilmuwan adalah sebagai berikut:
1)   Menyampaiakan Amanat Allah ( Menjadi Guru)
Kewajiban seorang muslim tidak hanya menerima atau menuntut ilmu, tetapi juga mengamalkan ilmunya dalam kehidupan dan menyampaikan amanat Allah kepada sesame manusia. Allah berfirman
Q.S Al-An’am:51 “Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa.”
Demikian pula Nabi Muhammad SAW bersabda:
“ barang siapa mengetahui suatu ilmu, kemudian ia menyembunyikan nya, maka Allah akan menjeratnya pada hari kiamat dengan tali dari api neraka” (H.R. Turmudzi, Abu Dawud, dan ibnu Hiban).
Tanggung jawab ilmuwan bukan hanya sekedar menjadi tugas kemanusiaan semata, akan tetapi pelaksannan dari janji manusia kepada Allah.
Q.S. Ali-Imran 3:187. “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu[258] ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima. “.
Dalam islam orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkan ilmunya sungguh tercela, atau orang yang mengajak orang lain kepada kebaikan tetapi dia sendiri  berbuat yang sebaliknya. Orang yang demikian itu ditegur Allah dalam
Q.s. Al-Shaaf: 3 “Amat besar kebencian Allah bahwa engkau mengatakan apa-apa yang tiada engkau kerjakan”

Karena itu orang-orang yang sadar akan tanggung jawabnya dalam menyampaikan amanat Allah ( mengajar) akan selalu mendapat perlindungan dari Allah dan dicintai manusia, bahkan juga makhluk lain. Nabi Muhammad SAW bersabda
إنّ الله وملائكته وأهْل السّموات والآرْض حتّى النّملة فى جحْرها وحتّى الحوت ليصلّون على معلّم النّاس الخيْر. رواه الترمذي عن أبي أمامة
sesungguhnya Allah Yang Maha Suci, para malaikat-Nya, penghuni-penghuni langit dan bumi-Nya, termasuk semut dalam lubangnya dan juga ikan-ikan dalam laut akan mendoakan keselamatan bagi orang yang mengajar manusia itu” (H.R. Turmudzi dan Abu Umamah)


2)   Memelihara Lingkungan
Al-Quran menyuruh manusia untuk meniliti alam semesta ini agar mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya demi kepentingan manusia sendiri.
 Q.S Luqman 31:29, “Tidaklah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang, dan memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia tundukkan matahri dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ayat-ayat lain yang terkait dengan hal ini adalah
Q.S Yunus 10:101,”Katakanlah: ‘Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.’"
 Ibrahim:32-34,
Q.S. Ibrahim14:32.” Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.”
Q.S Ibrahim 14:33. “Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.”
Q.S. Ibrahim 14:34. “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
 dan Al-Anbiya:30-33.
Q.S. Al-Anbiya 21:30. ” Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
Q.S. Al-Anbiya 21:31. “Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.”
Q.S. Al-Anbiya 21:32. “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”
Firman-firman Allah tersebut menunjukan ada dua fungsi utama manusia menghuni bumi, yaitu sebagai ‘abd dan sebagai khalifah Allah. Esensi dari hamba adalah ketaan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah SWT. Adapun esensi dari pemimpin dimuka bumi ialah mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungan tempat mereka tinggal. Manusia diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumberdaya alam, serta memanfaatkannya. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia, untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Dengan demikian islam tidak mengingkari adanya kebebasan manusia untuk menggunakan ilmunya, dengan syarat bahwa di dalam penggunaan itu tidak ada pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentua-ketentua Allah yang dapat mengakibatkan kemurkaan Allah. Ilmu pengetahuan itu sendiri bersifat netral sehingga manusia sebagai pemilik ilmu perlu waspada kemana ilmunya harus diarahkan dan dimanfaatkan.
Ilmu seyogyanya tidak dijadikan sebagai alat untuk mengeksploitasi sesama manusia, atau digunakan untuk mengeksploitasi sumber-sumber alam secara serampangan yang mengakibatkan timbulnya kerusakan lingkungan. kerusakan lingkungan itu sendiri merupakan perbuatan tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana firman Allah SWT
Q.S. Arrum 30:41. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

B.   Kebudayaan Dan Peradaban Islam Di Masa Silam
1.   Faktor-faktor Penyebab Kemajuan dan Kemunduran
a.   Faktor-Faktor Kemajuan Islam
Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan Sains yang lain adalah :
1)  Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu dengan semangat Umat Islam yang terdorong ajaran agamanya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dari manapun.
2)  Pluralistik dalam pemerintahan dan politik
Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti Umayyah. Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan memasukkan orang-orang Persia dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan mengangkat Khalid bin Barmak sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam perkembangan ilmu pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai perhatian terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i). Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun.. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini terbukti dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
3)     Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur  akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.

4)     Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya bidang astronomi dan manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam semua bidang keilmuan.
Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
a.      Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir berbahasa arab dan yunani. Menerjemahkan 20 buku Galen ke dalam bahasa Syiria dan 20 buku dalam Bahasa Arab.
b.     Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
c.      Tsabit bin Qurra
d.     Qusta bi Luqa
e.      Abu Bishr Matta ibn Yunus
Semua penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang, adalah penganut agama kristen.
5)  Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan
Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga ia mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan dilingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun didalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga.

b.   Faktor  Kemunduran Islam (1250-1500 M)
1)     Kemunduran Islam di Bagdad
Masa-masa kemajuan dunia islam yang telah berjalan beberapa abad lamanya, yang pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai belahan dunia non muslim pada akhirnya juga mengalami masa-masa kemundurannya. Berbagai macam krisis yang sangat komplek sekali telah menerpa dunia islam. Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi merupakan juga awal kemunduran peradaban islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan islam, pada tahun 1258 M mendapat serbuan tentara mongol. Diangkut kitab-kitab yang telah dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan bertahun-tahun lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah, sehingga berubah warna airnya lantaran tinta yang larut. Khalifah sendiri beserta keluarganya dimusnahkan sehingga terputuslah keturunan abbasiyyah dan hancurlah kerajaannya yang telah lama bertahta selama 500 tahun.


2)     Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)
Pada tanggal 19 juli 711 M atas permintaan putra witiza yang kalah saingan dengan raja Roderick dalam memperebutkan kekuasaan di wilayah Andalusia gubernur afrika utara, Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk berangkat ke Andalusia untuk membebaskan rakyat dari tekanan raja Roderick. Thariq membawa 7.000 pasukan yang sebagian terdiri dari orang-orang barbar. Sedangkan raja Roderick membawa 25.000 orang tetapi pasukan sebesar ini bisa dikalahkan oleh kaum muslimin yang bekerjasama dengan rakyat Ghatic untuk menggulingkan kekuasaan Roderick.
Sehingga wilayah Andalusia seluruhnya telah dikuasai oleh orang-orang muslim. Dibawah pimpinan Thariq rakyat saling berdampingan baik muslim atau non muslim, arab atau non arab, merdeka atau budak sehingga dalam pemerintahannya mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Ketika Bagdad dihancurkan oleh tentara mongol yang dipimpin Hulagu Khan (anak Jenghiz Khan), sebanarnya Umayah di Andalusia juga sedang mengalami sebuah krisis pemerintahan dimana kekuasaan Islam sudah banyak yang terlepas karena mengalami berbagai macam faktor diantaranya mendapatkan serangan dari tentara-tentara kaum Kristen yang tidak rela tanahnya diduduki oleh pendatang. Satu demi satu wilayah kekuasaan islam berhasil direbut kembali oleh kaum kristiani, kota Toledo yang menjadi pusat peradaban islam terbesar di eropa berhasil direbut oleh Alfonso VI dan Castilia pada tahun 1085, Alfonso VIII pada tahun 1212 berhasil merebut navas de Tolosa dan Andalusia. Pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke tangan Ferdinan III dari Castilia, dan pada tahun 1492 M kota Granada yang menjadi satu-satunya kota yang tersisa di tangan bani Umayah jatuh ke tangan raja Ferdinand dari Aragon yang beraliansi dengan ratu Isabella dari Castilia. Satu tahun (1493) setelah kemenangan tersebut dalam rangka untuk menghilangkan symbol-simbol atau jejak-jejak Islam maka mereka menyapu bersih kaum muslimin dengan cara dipaksa, Masjid-masjid disulap menjadi gereja-gereja dan kebudayaan-kebudayaan islam yang tak ternilai harganya dihancurkan dengan rasa gembira.
3)     Kemunduran Islam di Mongol
Bangsa mongol berasal dari daerah pegungungan Mongolia yang membentang dari asia tengah sampai Siberia utara, Tibert selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang mempunyai dua putra kembar Tatar dan Mongol. Kedua putra ini melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tatar. Mongol mempunyai anak beranam Ilkhan yang melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di kemudian hari.
Mereka adalah kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman penduduk dan nomadic. Mereka adalah para pengembala yang hidup di dataran luas di daratan yang luas. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai penggembala dan pemburu, sebagaimana orang nomad mereka memiliki karankter kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan-kekuatan ghaib seperti jin dan setan. Bangsa Mongol mengalami kemajuan ketika di pimpin oleh Timujin yang bergelar Jenghis Khan (Raja yang perkasa). Ketika dia memimpin bangsa Mongol banyak daerah yang ditaklukannya seperti Cina, dan negeri-negeri Islam lainnya.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jenghiskan mulai menyerahkan kepemimpinannya kepada anaknya yang bernama Hulagu Khan. Ia berhasil mengalahkan pemerintahan abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim dan menghacurkan peradaban dunia islam. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad selam dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka di Mesir dikalahkan oleh pasukan mamalik dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3 september 1260.
Bagdad dan daerah-daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan. Ilkhan berarti Khan yang Agung. Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para keturunannya. Keturunan dari Hulagu Khan yang beragama islam adalah Ahmad Taguder, tapi beliau mati ditangan para pembesar kerajaan yang lain. Selain Taguder, Mahmud Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya pemeluk agama islam, dengan masuknya beliau, islam mengalami kemenangan yang sangat besar terhadap agama syamanisme.
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia minerologi, metalurti dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwi, perguruan tinggi madzhab Syafi’I dan hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum lainnya. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1334 M), terjadi kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan mala petaka.
Kerajaan Ilkhan yang didirikan oleh hulagu khan terpecah-pecah setelah pemerintahan Abu Sa’id kerajaan pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur lenk. Penguasa islam yang terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang berarti timur si pincang, berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa timur lenk sejak kecil sudah masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan keberaniannya sehingga ketika tanah kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq timur khan, Timur lenk bangkit meminpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Ketika Timur lenk menjadi penguasa tunggal di tanah kelahirannya, ia mulai melakukan invasi-invasi ke wilayah-wilayah lain.
Di Afganistan ia membangun menara, yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan tanah liat. Di Isfahan, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-kepala mayat dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara. Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo dihancur leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak bangunan dan sekolah dihancurkan.
Sekalipun ia seorang penguasa yang sangat kejam terhadap penentangnya, sebagai seorang muslim ia tetap memperhatikan pengembangan islam. Konon, ia adalah penganut syiah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat naqsyabandiyah. Dalam invasi-invasi ia selalu membawa ulama, sastrawan dan seniman. Ulama dan ilmuan di hormatinya, dan yang menjadi heran adalah setiap pembantaian di wilayah-wilayah yang dikuasainya ia tidak membantai para ulama dan ilmuan bahkan ia membawa para ulama dan ilmuan tersebut ke negerinya.
Setelah kematian timur lenk pada tahun 1404. Kekuasaannya digantikan oleh anaknya yang bernama Syah Rukh (1404), ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey, ia seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Selama dua tahun memerintah ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, abul latif. Kerajaan timur lenk dan keturunannya berakhir ditangan abu sa’id, dimana ketika ia memerintah banyak wilayah-wilayah yang ditaklukannya memisahkan diri dan banyak huru-hara di sana-sini. Abu said sendiri terbunuh ketika berperang melawan Uzun Hasan, pengusa Ak Koyunlu.
4)     Kemunduran Islam di Mesir
Satu-satunya negeri islam yang selamat dari serbuan-serbuan tentara mongol dan timur lenk, adalah Mesir. Mongol dan timur lenk tidak mampu mengalah kan negeri mesir Karena di sana terdapat dinasti Mamalik. Mamalik adalah jamak dari mamluk yang berarti budak. Dinasti mamlik memang didirikan oleh para budak. Pada awalnya para budak tersebut dibebaskan dan dijadikan tentara persisnya menjadi bodyguard (pengawal) para raja pada masa pemerintahan ayyubiyah karena prestasi yang diraihnya sangat besar maka para raja banyak mengambil para budak sebagai tentara.
Penguasa ayyubiyah yang terakhir al-Malik al-shalih meninggal (1249), kemudian digantikan oleh anaknya bernama Turansyah. Golongan mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara kurdi, sehingga para mamalik merencanakan pembunuhan kepada Turansyah dibawah pimpinan Aybak dan Baybars, keduanya berhasil membunuh Turansyah. Atas kesepakatan mamalik, istrinya (Syajar al-Durr) al-Malik menjadi raja menggantikan Turansyah selama 80 hari, kemudian ia menikah dengan aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinanya kepada suaminya.
Dinasti mamalik mengalami perkembangan yang sangat pesat ketika dipimpin oleh baybars, ia seorang pimpinan militer yang tangguh dan cerdas. Pada masa ini banyak para ilmuan yang muncul baik ilmu pasti, umum ataupun agama. Diantra para ilmuan tersebut, Ibn Khaldun, Ibn Hajr al-Asqalani, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim al-Jauziyah.
Kemunduran dinasti mamalik disebabkan karena para sultan tidak lagi memperhatikan kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan dirinya sendiri, menerapkan pajak yang sangat memberatkan rakyat.

2.                 Kontribusi Ilmuan Muslim Klasik dalam Kemajuan Barat Modern
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Malang (2015:129) menjelaskan bahwa pada masa kejayaan islam , masyarakat arab islam benar-benar menjadi rujukan bagi perkembangan keilmuan dunia. Para pecinta ilmu pengetahuan dari berbagai penjuru eropa barat seperti itali, perancis, swiss, jerman, dan kepulauan inggris berdatangan ke Andalusia. Mereka dating untuk mendalami ilmu pengetahuan dan budaya arab islam untuk kemudian menyebarkan ke berbagai penjuru di eropa. Di eropa terdapat –lembag-lembaga terjemah yang menerjemahkan khazanah pemikiran dan keilmuan arab islam, diantaranya yang terdapat di universitas Qordova yang berpusat di masjid Qordova, sekolah thulaitulah, dan sekolah selerno( jaudah,2007:17-23)
Pada saat itu, banyak sekali ilmuan muslim yang menjadi pelopor perkembangan ilmu pengetahuan di banyak bidang seperti matematika, geografi, astronomi, fisika, kimia, kedokteran, ipa, farmasi,geometri, pelayaran, bahasa ,sastra, dan lain sebagainya. Jaudah ( 2007) mengklasifikasikan ada seratus empat puluh tujuh ilmuan terkemuka dalam sejarah islam. Diantaranya mereka adalah :
1)  Jabir bin hayyan
Nama lengkapnya Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (721-815 H), ilmuwan Muslim pertama yang menemukan dan mengenalkan disiplin ilmu kimia. Lahir di kota peradaban Islam klasik, Kuffah (Irak) dikenal dengan nama Ibnu Hayyan. Sementara di Barat ia dikenal dengan nama Ibnu Geber.
Ditemukannya kimia oleh Jabir ini membuktikan, bahwa ulama di masa lalu tidak melulu lihai dalam ilmu-ilmu agama, tapi sekaligus juga menguasai ilmu-ilmu umum. "Sesudah ilmu kedokteran, astronomi, dan matematika, Jabir dijuluki sebagai Bapak Kimia Modern. Dalam karirnya, ia pernah bekerja di laboratorium dekat Bawwabah di Damaskus.
Pada perkembangan berikutnya, Jabir Ibnu Hayyan membuat instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi, penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian, sematan (fixation), amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Ia membedakan antara penyulingan langsung yang memakai bejana basah dan tak langsung yang memakai bejana kering. Dialah yang pertama mengklaim bahwa air hanya dapat dimurnikan melalui proses penyulingan. Jabir memperkenalkan eksperimen objektif, suatu keinginan memperbaiki ketidakjelasan spekulasi Yunani. Akurat dalam pengamatan gejala, dan tekun mengumpulkan fakta. Terobosan Jabir lainnya dalam bidang kimia adalah preparasi asam sendawa, hidroklorik, asam sitrat dan asam tartar. Penekanan Jabir di bidang eksperimen sistematis ini dikenal tak ada duanya di dunia. Inilah sebabnya, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai 'Bapak Ilmu Kimia Modern' oleh sejawatnya di seluruh dunia.
Di antaranya adalah hasil penyulingan tawas, amonia khlorida, potasium nitrat dan asam sulferik. Perbagai jenis asam diproduksi pada kurun waktu eksperimen kimia yang merupakan bahan material berharga untuk beberapa proses industrial. Ide-ide eksperimen Jabir itu sekarang lebih dikenal/dipakai sebagai dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, utamanya pada bahan metal, nonmetal dan penguraian zat kimia.
Dalam bidang ini, ia merumuskan tiga tipe berbeda dari zat kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
1.  Air (spirits), yakni yang mempengaruhi penguapan pada proses pemanasan, seperti pada bahan camphor, arsenik dan amonium klorida,
2.  Metal, seperti pada emas, perak, timah, tembaga, besi, dan
3.  Bahan campuran, yang dapat dikonversi menjadi semacam bubuk.
2)     Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī 
Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī (bahasa Arab: محمد بن موسى الخوارزمي) adalah seorang ahli matematikaastronomiastrologi, dan geografi  yang berasal dari Persia.Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarangKhiva,Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad.Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad
Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeussebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.
Kontribusi dia tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku dia. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari nama dia. Nama dia juga di serap dalam bahasa Spanyolguarismo, dan dalam bahasa Portugisalgarismo bermakna digit.
Karya terbesar dia dalam matematikaastronomiastrologi
geografikartografi, sebagai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabartrigonometri, dan pada bidang lain yang dia tekuni. Beberapa kontribusi dia berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.
Sistemasi dan koreksi dia terhadap data Ptolemeus pada geografi adalah sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur –Tengah. Buku besar dia yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.
Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 ahli geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ia juga menulis tentang astrolab dan sundial.
Kitab I: Aljabar
Buku 2: Dixit algorizmi
Buku 3: Rekonstruksi Planetarium
Buku 4: Astronomi
Buku 5: Kalender Yahudi
3)     Al kindi
Nama lengkapnya Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī (Arab: أبو يوسف يعقوب بن إسحاق الصبّاح الكندي, Latin: Alkindus) (lahir: 801 - wafat: 873), lahir dari kalangan Islam. Selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf  Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.
1.                    Dalam bidang astronomi, dia menyatakan dampak posisi planet pada keadaan di bumi, seperti pasang surutnya air laut.
2.       Dalam bidang ilmu alam dan fisika, al kindi menyatakan bahwa warna biru langit bukanlah warna asli dari langit, melainkan pantulan dari cahaya lain berupa penguapan air  dan butir-butir debu.
3.       Al Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan,  farmakologi, matematika,  astrologi dan optik,  juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
4.       Al-Kindi membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive), daya pemarah (irascible), dan daya berpikir (cognitiveatau rational).
4)     Ibnu sina
Nama lengkapnya Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdullah Ibn Sina, (Bahasa Arab: ابن سینا Ibn Sīnā‎), atau dikenali sebagai Ibnu Sina atau "Avicenna" di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains dari Uzbekistan yang hidup antara tahun 980 - 1037 M.
Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 370 Hijrah bersamaan dengan 980 M.Bbeliau turut mempelajari ilmu-ilmu lain seperti geometri, logik, matematik, sains, fiqah, dan perubatan. Walaupun Ibnu Sina menguasai perbagai ilmu pengetahuan termasuk falsafah tetapi beliau lebih menonjol dalam bidang perubatan sama ada sebagai seorang doktor ataupun mahaguru ilmu tersebut.
Ibnu Sina mula menjadi terkenal selepas berjaya menyembuhkan penyakit Putera Nub Ibn Nas al-Samani yang gagal diubati oleh doktor yanglain.Kehebatan dan kepakaran dalam bidang perubatan tiada tolok bandingnya sehingga beliau diberikan gelaran al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).
Berikut ini prestasinya :
1.               Ia adalah ilmuan yang pertama kali menemuan cara pengobatan dengan menyuntikan obat dibawah kulit.
2.               Menciptakan alat bantu pernafasan dari emas dan perak yang dimasukkan kekerongkongan.
3.               Ia sangat ahli bidang kedokteran, misalnya ia menemukan adannya cacing anyclostoma, cacing filarial penyebab penyakit kaki gajah, pengobatan penyakit antrak
5)     Tsabit bin qurah
Nama lengkapnya Tsabit/Thabit Ibnu qurra Ibnu Marwan al-Sabi al-Harrani dilahirkan pada tahun 836 M di Harran(Turki sekarang). di barat dikenal dengan nama Thebit .Seperti namanya menunjukkan dia pada dasarnya adalah anggota dari sekte Sabian/Sabi'ah.
Matematik  kawan Muslim besar Muhammad Ibn Musa Ibn Shakir, terkesan dengan pengetahuannya tentang bahasa, dan menyadari potensi untuk berkarir ilmiah, dipilih dia untuk bergabung dengan kelompok ilmiah di Baghdad yang sedang dilindungi oleh khalifah Abbasiyah. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas ajakan Muhammad ibn Musa ibn Shakir.
Di sana, ia belajar di bawah Banu Musa bersaudara yang terkenal. Dengan pengaturan ini Thabit memberikan kontribusi untuk beberapa cabang ilmu pengetahuan, khususnya matematika, astronomi dan mekanika,  Thabit meninggal di Baghdad pada tahun 901.
Kontribusi
Kontribusi besar Tsabit terletak dalam matematika dan astronomi. Tsabit merupakan salah satu penerus karya al-Khawarizmi. Beberapa karyanya diterjemahkan dalam bahasa Arab dan Latin, khususnya karya tentang Kerucut Apollonius.
Tsabit meninggalkan karya berharga yaitu penentuan luas bumi yang masih dipakai hingga saat ini. Ia juga penemu jam matahari (Mazawil asy-Syamsiyyah).
a)     Bidang Matematika
Dia berperan penting dalam memperluas konsep tradisional geometri menjadi aljabar geometri dan beberapa teori yang di usulkannya menyebabkan perkembangan geometri non-Euclidean, spherical trigonometri, kalkulus integral dan bilangan real. Ia menerapkan beberapa aspek aritmatika terminologi kebesaran geometri, dan belajar dari bagian kerucut, khususnya parabola dan elips. Sejumlah perhitungannya bertujuan untuk menentukan permukaan dan volume dari berbagai jenis tubuh dan merupakan, pada kenyataannya, proses kalkulus integral, sebagaimana yang dikembangkan kemudian.
 Dengan metode geometri, ia ternyata mampu memecahkan soal khusus persamaan pangkat tiga. Tsabit bin Qurrah juga pernah menulis sejumlah persamaan pangkat dua (kuadrat), persamaan pangkat tiga (kubik), dan beberapa pendalaman rumus untuk mengantisipasi perkembangan kalkulus integral. Dalam bukunya yang berjudul Quadrature of Parabola, ia menggunakan bentuk hitungan integral untuk mengetahui sebuah bidang dari parabola.
b)     Bidang Astronomi
Dalam astronomi dia adalah salah satu dari para reformis awal pandangan Ptolemic. Ia menganalisis beberapa. masalah yang berkaitan dengan gerakan matahari dan bulan dan menulis risalah pada jam matahari.
Tsabit meneliti gerakan sejumlah bintang yang disebut Hizzatul I’tidalain, yang ternyata mempengaruhi terjadinya gelombang bumi setiap 26 tahun sekali. Sejak 5000 tahun yang lalu, para ahli perbintangan Mesir telah menemukan sebuah bintang yang bergerak mendekati Kutub Utara, yang disebut Alfa al-Tanin. Pada tahun 2100 nanti, bintang tersebut akan menjauhi Kutub Utara. Pada tahun 14000, akan muncul kembali sebuah bintang utara yang bernama an-Nasr. Bintang tersebut adalah bintang utara yang paling terang.
Tsabit mengukur luas bumi dengan menggunakan garis bujur dan garis lintang secara teliti. Penemuan penting Tsabit yang lain adalah jam matahari. Jam ini menggunakan sinar matahari untuk mengetahui peredaran waktu dan menentukan waktu shalat. Tsabit juga membuat kalender tahunan berdasarkan sistem matahari.
Beberapa bukunya tentang astronomi;
1.     Mukhtasar fi Ilmin Nujum (Ringkasan Ilmu Astronomi)
2.     Kitab fi Thabai`il Kawakib wa Ta`tsiriha
3.     (Buku tentang karakter bintang-bintang dan  pengaruhnya)
4.     Kitab fi Ibhthail Harakah fil Falakil Buruj (buku tentang gerakan bintang dan galaksi)
5.     Kitab fi Tarkibil Aflak (Buku tentang susunan bintang)
6.     Kitab fi Harakatil Falak (Buku tentang gerakan bintang)

c)       Bidang Mekanika & Fisika
Di bidang mekanika dan fisika dia dapat diakui sebagai pendiri statika. Dia memeriksa kondisi kesetimbangan tubuh, balok dan tuas ia mendirikan sebuah sekolah terjemahan dan mengawasi terjemahan dari sejumlah besar buku-bukudari Yunani ke Arab.

C.              Kemajuan IPTEK sebagai Tantangan Umat Islam Masa Kini
1.               Pandangan Islam Terhadap Kemajuan IPTEK
Di dalam kamus umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknik. Dari pengertian tersebut dapat bahwa teknologi merupakan salah satu budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Di dalam Al-Quran sebenarnya cukup banyak ayat-ayat yang berkaitan dengan teknologi dalam rangka mempertebal keimanan dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Sebagai contoh:
Q.S. Al-Anbiya 21:80. “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”
Q.S.Al-Anbiya:81. “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Q.S. Al-Dhukhan 44:38. “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main”
Q.S. Al-Dhukhan 44:39. “Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”
Q.S.Yunus 10:24. “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya[683], dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya[684], tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.”
Q.S. Al-Isra’ 17:88. Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."

Q.S. Fatir 35:24 “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran[1255] sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”
Q.S. Al-Hajj :46. maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.
Q.S. Ali-Imran 3:90-91 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”
Q.S. Ar-Rum 30:8. “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.”
Q.S. Al-Ankabut 29:43 “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”
Q.S. Al-A’raf 151:185 “Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?”
Q.S. Luqman 31:29 Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2. Merajut Asa Kebangkitan Umat Islam di Bidang IPTEK
Islam sebagai agama samawi terakir secara potensial memiliki kemampuan untuk menjadi rujukan seluruh khazanah ilmu pengetahuan. Meski saat ini umat islam mengalami penurunan dalam bebragai aspek kehidupan, benih-benih potensi kebangkitan islam sebetulnya telah ada, namun belum terorganisasi. Kebangkitan umat islam bisa ditumbuhkembangkan dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal.
a.                Aspek Internal
Semangat bangkit dari keterpurukan umat islam bisa dimulai dari potensi internal yang dimiliki oleh umat islam. Umat islam sebenarnya secara individual memiliki potensi besar untuk maju, namun secara kolektif umat islam masih banyak memiliki kelemahan. Diantara kelemahan tersebut, umat islam masih sering berseteru dalam hal perbedaan fiqh furu’iyah (tidak asasi) yang tidak perlu diperdebatkan, misalnya penggunaat qunut dalamsholat subuh. Harusnya energy umat islam diarahkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat kauniyah berupa fenomena alam semesta demi mengambangkan ilmu pengetahuan.
Umat islam harus memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk bisa bangkit dari keterpurukan dengan seluruh potensi yang dimilikinya. Potensi-potensi itu didasarkan atas pemahaman yang mendalam terhapdap Al-Quran dan hadis nabi. Penghayatan makna Al-Quran yang dalam akan menginspirasi umat islam untuk bisa bangkit dan maju dengan penuh semangat. Seperti dalam
Q.S Alam Nashrah :8” Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

b.               Aspek Eksternal
Umat islam seharusnya tidak menutup diri dari tradisi dan ilmu yang datang dari uamt non-muslim. Karena akal yang didmiliki oleh merekea yang non-muslim-pun pada hakekatnya adlah ciptaan dan anugerah dari Allah yang Esa. Sikap antipasti terhadap tradisi Barat dan muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi akan menajdikan umat islam semakin tertinggal dari kemajuan. Umat islam layak belajar dari sejarah kemajuan pemerintah Abbasiyah yang memiliki prestasi puncak kemajuan peradaban islam yang bersuber dari Al-Quran dengan khazanah ilmu pengetahuan dari Persia dan Yunani.
Al-Quran adalah panduan, inspirasi dan moralitas yang akan menghindarkan umat islam dari perilaku yang tidak terpuji dalm mengembangkan ilmu pengetahuan. Sedangkan kemajuan Barat modern adalah sumber umat islam untuk maju dari keterpurukan. Keterpurukan adalah dengan mempelajari seluruh prestasi Barat modern untuk akhirnya bisa bersaing dengan mereka. Spirit kemajuan ini harus berjalan beriringan dengan moralitas Al-Quran supaya umat islam tidak terjerumus pada hal-hal yang bertentangan dengan agsms islam.
D.              Jejak Peradaban Islam dalam Kebudayaan Indonesia
Berkembangnya agama Islam secara cepat dan meluas di Indonesia terutama di daerah pesisir karena adanya kontak dagang antara pedagang Islam dengan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan agama Islam dengan cara bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga banyak pedagang maupun penduduk Indonesia pada masal lampau yang tertarik kepada Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.
Makin kuatnya pengaruh Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal di Indonesia pada masa lampau dapat dijelaskan di bawah ini.
1.               Kerajaan Islam Samudra Pasai
Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus menjadi raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan berada di daerah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.
Kemudian pada tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat untuk melanjutkan pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi.
2.               Kerajaan Islam Demak
Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya adalah salah seorang bupati di kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak dan telah menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah untuk mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan pula dari daerah-daerah lain di Jawa Timur yang sudah Islam seperti Jepara. Tuban dan Gresik. Masjid Demak
Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan besar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi setelah malaka Jatuh (dikuasai) oleh Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.
Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Karena hal itu merupakan ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin oleh Pati Unus untuk mengusir Portugis di Malaka mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan Potugis memiliki armada lebih kuta dan lengkap.
Meskipun usaha untuk merebut Malaka dari Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun peristiwa ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.
Karena keberaniannya sebagai panglima yang memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor artinya Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.
Kemudian pada tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun karena setelah itu ia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin oleh Sultan Renggono pada masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Pada tahun 1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan utama kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama dengan raja Pajajaran dengan membuat kesepakatan untuk menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin oleh Fatahilah untuk mengusir dan menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang Jayakarta menjadi Jakarta.
Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung oleh Sultan Trenggono. Tetapi dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Joko Tingkir kemudian memindahkan keraton Demak ke Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.
3.               Kerajaan Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo yang bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada di Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di kOtagede. Meskipun demikian ia dinilai telah berhasil meletakan dasar-dasar yang kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya setelah Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak.
Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yang masing-masing dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Tetapi Mas Jolang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut. Pemberontakan terhadapnya tampaknya belum berakhir. Pda tahun 1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan di Kotagede.
Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak mampu menjalankan tugas pemerintahan karena keadaan fisik yang lemah serta sakit-sakitan. Selanjutnya untuk meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang. Ia ternyata orang kuat yang mampu memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, agama dan kebudayaan, Mataram ketika itu merupakan kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di pulau-pulau lainnya.
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan hasil karya yang ditulis oleh Mas Rangsang sendiri. Wayang sebagai kesenian yang digemari rakyat berkembang pesat pula.Pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh sebab itu Mas Rangsang sebagai raja yang lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung.

4.               Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yang sekaligus menjadi rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya ia digantikan oleh putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon dibagi menjadi dua kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Belanda dan VOC-nya mengatur siasat dengan menerapkan politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan untuk memperlemah kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah menjadi dua, oleh Belanda VOC dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan.
Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon menjadi tiga menyebabkan kerajaan Islam Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda dan VOC untuk mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC.
5.                Kerajaan Islam Ternate dan Tidore
Pada abad ke-13 di Maluku telah berdiri beberapa kerajaan seperti ternate, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang berkembang lebih maju. Hal ini disebabkan hasil buminya yang berupa rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara dan Timur tengah yang pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras dan sebagainya untuk dipertukarkan dengan rampah-rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun. Pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate sepakat untuk melakukan perjanjian damai melalui perundingan. Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada dalam perundingan, ia pun dibunuh oleh orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Setelah Sultan Harun wafat, ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun menimbulkan kemarahan rakyat Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah sebagai putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan semangat yang membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis di Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki dari Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara bersih, tidak diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.
Sementara itu di kerajaan Tidore agama Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya Ternate, kerajaan Tidore berubah menjadi kerajaan Islam Tidore yang dipimpin oleh sultan Tidore. Kedua kerajaan ini pada mulanya hidup berdampingan secara damai, saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis dan Spanyol kedua kerajaan ini diadu domba. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka tidak mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.
6.               Kerajaan Islam Makassar
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa dan Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini  sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak di tengah-tengah lalu-lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya telah menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo.
Maka Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yang sangat kuat. Daerah kekuasaanya tidak hanya meliputi sebagian besar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan juga sampai di bagian timur Nusa Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah Sultan hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin agar melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dianggap pelanggaran monopoli. maka Sultan hasanuddin dengan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan dunia ini untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh dari tempat bangsa tuan ini semata-mata untuk perdagangan tuan".
Pada waktu itu sedang terjadi perselsiihan antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka, raja Bone dan Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda dalam hal ini memihak Aru Palaka dan secara bersama memerangi Sultan Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) beserta Aru Palaka di satu pihak dengan Sultan Hasanuddin, dan Malaka Sultan Hasanuddin terdesak dan Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat perjanjian damai yang dikenal dengna perjanjian Bongaya (1667).
Walaupun perjanjian telah disepakati, namun Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian dengan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan kembali kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian ia mengangkat senjata kembali memerangi Belanda.
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin mendapat tekanan hebat dari pasukan Belanda, maka akhirnya pada tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian dalam diri orang-orang Makassar tetap tumbuh semangat anti penjajahan. karena itu banyak diantara merek yang pergi merantau ke Madura, Banten dan sebagainya membantu daerah-daerah yang masih berperang melawan Belanda.



E.    Beberapa Bentuk atau Wujud Peradaban Islam di Indonesia
Jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia, bangsa Indonesia telah memeluk agama hindu dan budha disamping kepercayaan nenek moyang mereka yang menganut animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
1.         Pendidikan
            Pesantren adalah salah satu sistem pendidikan Islam yang ada di Indonesia dengan ciri yang khas dan unik, juga dianggap sebagai sistem pendididikan paling tua di Indonesia. Selain itu, dalam pendidikan Islam di Indonesia juga dikenal adanya Madrasah Ibtidaiyah (dasar), Madrasah Tsanawiyah (lanjutan), dan Madrasah Aliyah (menengah). Untuk tingkat universitas Islam di Indonesia juga terdapat beragamnya universitas Islam. Hampir disetiap provinsi di Indonesia dapat dijumpai Institut Agama Islam Negeri serta beberapa universitas Islam lainnya.
2.  Organisasi
 Terdapat beberapa organisasi Islam di Indonesia, di antaranya adalah Nahdlatul Ulama (NU)MuhammadiyahJamiat Khair. NU merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan anggota sekitar 35 juta. NU seringkali dikategorikan sebagai Islam traditional, salah satunya karena sistem pendidikan pesantrennya. Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar kedua, dengan anggotanya yang sekitar 30 juta. Muhammadiyah memiliki ribuan sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan tinggi serta ratusan rumah sakit di seluruh Indonesia.
  Selain ketiga organisasi diatas, di Indonesia juga dikenal adanya Front Pembela IslamMajelis Mujahidin Indonesia, danHizbut Tahrir Indonesia.Setelah Islammasuk ke Indonesia, Islam berpengaruh besar baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi,maupun di bidang kebudayaan yang antara lain seperti di bawah ini.
3.  Budaya, Adat Istiadat dan Seni
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab.Contohnya kata wajib, fardu, lahir, bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker.Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.
 4.  Politik
Pengaruh ini dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang sering kita jumpai pada kerajaan-kerajaan seperti Aceh, Mataram. Demak, Banten dan Tidore. ada juga beberapa daerah yang diberikan keistimewaan untuk menerapkan syariat Islam, sepertiAceh.
Seiring dengan reformasi 1998, di Indonesia jumlah partai politik Islam kian bertambah


5.   Ekonomi
                 Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari Arab, Persi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam. Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya, seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin. Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang.
6.   Ulama dan Intelektual; Simbol Peradaban Islam Indonesia
Munculnya para Ulama dan Intelektual Islam di seluruh penjuru Nusantara. Mereka diantaranya : 
1.     Syeikh Hamzah al-Fansuri (Sasterawan sufi agung)
2.     Syeikh Nuruddin ar-Raniri (Ulama ahli debat,tersohor di Aceh)
3.     Habib Husein al-Qadri (Penyebar Islam Kalimantan Barat)
4.     Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari (Pengarang Sabil al-Muhtadin)
5.      Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari (Ulama sufi dunia Melayu)
6.     Syarif Abdur Rahman al-Qadri (Sultan pertama kerajaan Pontianak)
7.     Syeikh Abdul Rahman Minangkabau (Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah)
8.     Mufti Jamaluddin al-Banjari (Ahli undang-undang Kerajaan Banjar)
9.     Ahmad Khathib Sambas (Mursyid Tariqat Qadiriyah)



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Islam memandang baik ilmu maupuan pengetahuan, keduanya bersumber dari Allah. Terkait dengan ilmu Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk senatiasa memikirkan apa yang ada di bumi. Sebab berfikir merupakan awal memperoleh ilmu pengetahuan. Iman, ilmu,dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Orang yang berilmu adalah orang yang sangat mulia dalam pandangan islam, dan mendapat tempat yang sangat terhormat. Diantara tanggung jawab ilmuwan adalah a) Menyampaiakan Amanat Allah ( Menjadi Guru). b) Memelihara Lingkungan.
Faktor-Faktor kemajuan islam diantaranya ialah: 1) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan .2) Pluralistik dalam pemerintahan dan politik. 3) Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik. 4) Gerakan Penterjemahan. 5) Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan.
Islam sebagai agama samawi terakir secara potensial memiliki kemampuan untuk menjadi rujukan seluruh khazanah ilmu pengetahuan. Meski saat ini umat islam mengalami penurunan dalam bebragai aspek kehidupan, benih-benih potensi kebangkitan islam sebetulnya telah ada, namun belum terorganisasi. Kebangkitan umat islam bisa ditumbuhkembangkan dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal.
DAFTAR RUJUKAN

Al-Quran. Departemen Agama RI
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UM. 2015. Pendidikan Islam Transformatif. Malang. Dream Litera.
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam UM. 2006. Reorientasi Pendidikan Islam. Surabaya. Hilal Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar