Cerita Tentang Kebunku - GUDANG LITERASI

Breaking

Senin, 29 Februari 2016

Cerita Tentang Kebunku

KEBUN BARUKU

Minggu pagi ipan lari pagi bersama ayah , ibu, dan kakaknya. Mereka biasa lari pagi setiap minggunya. Karena hari esok libur ipan mengajak keluarganya untuk lari pagi melewati kebun bunga mawar dan melati yang ada di seberang desa. Udara pagi hari memang enak untuk olahraga lari, olahraga ini murah karena hanya bermodal sepatu olah raga, celana pendek, dan kaos. Bila tidak punya sepatu tanpa alas kakipun kita bisa lari pagi. Cuacanya yang cerah, banyak pohon rindang,dan dijalan menuju kebunyapun banyak sekali dijumpai aneka bunga yang cantik dan indah, ipan sangat senang sekali melihatnya.
Waktu melewati kebun, ipan berhenti dan bertanya kepada ayahnya.
“Ayah, siapa yang merusak kebun bunga mawar dan melati kita itu?”
“Memang kenapa Pan?” Tanya Kakaknya.
“Kasihan kak, merekakan juga mahluk hidup, lagipula ini kan kebun kita yakan ,Yah?” Jawab Ipan, dan bertanya pada Ayah.
Ayah hanya tersenyum. “ Yah, kebun kita bagus-bagus dirusak orang yah” kata Ipan dengan wajah sedihnya.
“Sudah Ipan mungkin mereka tidak sengaja merusak kebun mawar dan melati kita, kalian juga tidak boleh merusak kebun bunga milik orang lain baik sengaja ataupun tidak sengaja ya nakk,”. “ Tapi Bu,” sahut Ipan. “ Sudah nak” Jawab Ibu dengan tersenyum.
“ Lalu bagaimana dengan kebun kita ini Bu?” Tanya Ipan. “ bagaimana kalau kita pindah saja kebun bunga ini ke halaman rumah kita yang kosong, setuju ?”. “Setuju Bu” Jawab Ipan dan kakanya.
Keesokan harinya, pagi-pagi ipan dan kakaknya bangun tidur langsung menuju gudang peralatan. Merekaa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk menanam bunga mawar dan melatinya di halaman rumah.
“ Ibu, Ayah peralatanya sudah siap” teriak Ipan dan kakaknya dari depan rumah.
“Iya nak Ibu dan Ayah akan berangkat mengambil bunga dari kebun, kalian dirumah saja, kalian siapkan halamanya, kalian bersihkan dari rumput liar dan kalian siram ya nak,”. Jawab ibu sambil berangkat kekebun dengan naik mobil.
Ipan dan kakaknyapun bergegas menyiapkan halaman rumah, dan tak lama, beberapa waktu kemudian Ibu dan Ayah pulang membawa bunga mawar dan melati.
“Nak sekarang kalian tanam bunga ini ya pelan-pelan jangan sampai akarnya putus” kata Ibu dengan memberikan bunganya.
“ Ibu, Ayah sudah selesai , lalu diapain lagi ?” Tanya Ipan dan Kakaknya.
“Setelah kalian selesai menanam kalian harus memberikan pupuk secukupnya dan diberi air ya jangan sampai lupa, karena tanaman juga butuh pupuk dan air untuk  hidup dan berkembang biak menjadi besar” jawab ibu dengan panjang.
Ayah Ipan berkata “ Anak-Anak seumuran kalian harus ikut melakukan  penghijauan. Pemerintah telah menganjurkan penanaman sejuta pohon. Maka kita juga harus menanam pohon dan memeliharanya. Sisa pekarangan di belakang rumah ditanami pohon. Juga tanaman dihalaman depan rumah dipelihara dengan baik ya,”
“Siap Yah” Jawab Ipan dan kakaknya dengan mengangkat kedua jempol jari tangannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar