KEBUN BARUKU
Minggu
pagi ipan lari pagi bersama ayah , ibu, dan kakaknya. Mereka biasa lari pagi
setiap minggunya. Karena hari esok libur ipan mengajak keluarganya untuk lari
pagi melewati kebun bunga mawar dan melati yang ada di seberang desa. Udara pagi
hari memang enak untuk olahraga lari, olahraga ini murah karena hanya bermodal
sepatu olah raga, celana pendek, dan kaos. Bila tidak punya sepatu tanpa alas
kakipun kita bisa lari pagi. Cuacanya yang cerah, banyak pohon rindang,dan
dijalan menuju kebunyapun banyak sekali dijumpai aneka bunga yang cantik dan
indah, ipan sangat senang sekali melihatnya.
Waktu
melewati kebun, ipan berhenti dan bertanya kepada ayahnya.
“Ayah,
siapa yang merusak kebun bunga mawar dan melati kita itu?”
“Memang
kenapa Pan?” Tanya Kakaknya.
“Kasihan
kak, merekakan juga mahluk hidup, lagipula ini kan kebun kita yakan ,Yah?” Jawab
Ipan, dan bertanya pada Ayah.
Ayah
hanya tersenyum. “ Yah, kebun kita bagus-bagus dirusak orang yah” kata Ipan
dengan wajah sedihnya.
“Sudah
Ipan mungkin mereka tidak sengaja merusak kebun mawar dan melati kita, kalian
juga tidak boleh merusak kebun bunga milik orang lain baik sengaja ataupun
tidak sengaja ya nakk,”. “ Tapi Bu,” sahut Ipan. “ Sudah nak” Jawab Ibu dengan
tersenyum.
“
Lalu bagaimana dengan kebun kita ini Bu?” Tanya Ipan. “ bagaimana kalau kita
pindah saja kebun bunga ini ke halaman rumah kita yang kosong, setuju ?”.
“Setuju Bu” Jawab Ipan dan kakanya.
Keesokan
harinya, pagi-pagi ipan dan kakaknya bangun tidur langsung menuju gudang
peralatan. Merekaa mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk menanam
bunga mawar dan melatinya di halaman rumah.
“
Ibu, Ayah peralatanya sudah siap” teriak Ipan dan kakaknya dari depan rumah.
“Iya
nak Ibu dan Ayah akan berangkat mengambil bunga dari kebun, kalian dirumah
saja, kalian siapkan halamanya, kalian bersihkan dari rumput liar dan kalian
siram ya nak,”. Jawab ibu sambil berangkat kekebun dengan naik mobil.
Ipan
dan kakaknyapun bergegas menyiapkan halaman rumah, dan tak lama, beberapa waktu
kemudian Ibu dan Ayah pulang membawa bunga mawar dan melati.
“Nak
sekarang kalian tanam bunga ini ya pelan-pelan jangan sampai akarnya putus”
kata Ibu dengan memberikan bunganya.
“
Ibu, Ayah sudah selesai , lalu diapain lagi ?” Tanya Ipan dan Kakaknya.
“Setelah
kalian selesai menanam kalian harus memberikan pupuk secukupnya dan diberi air
ya jangan sampai lupa, karena tanaman juga butuh pupuk dan air untuk hidup dan berkembang biak menjadi besar”
jawab ibu dengan panjang.
Ayah
Ipan berkata “ Anak-Anak seumuran kalian harus ikut melakukan penghijauan. Pemerintah telah menganjurkan
penanaman sejuta pohon. Maka kita juga harus menanam pohon dan memeliharanya.
Sisa pekarangan di belakang rumah ditanami pohon. Juga tanaman dihalaman depan
rumah dipelihara dengan baik ya,”
“Siap
Yah” Jawab Ipan dan kakaknya dengan mengangkat kedua jempol jari tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar